Tahapan dalam proses Glikosis
Kata glikolisis
berasal dari bahasa Yunani, glicos yang artinya manis dan lysis yang artinya
terurai. Glikolisis adalah jalur dimana glukosa melalui fruktosa 1,6 bifosfat
diubah menjadi piruvat dengan menghasilkan 2 mol ATP/ mol glukosa. Glikolisis
secara harfiah memiliki arti pemecahan glukosa. Jalur glikolisis ditemukan di
dalam sitosol dari sel, mempunyai dua peran; pemecahan monosakarida untuk
menghasilkan energi dan menyediakan satuan pembentuk untuk sintesa senyawa yang
diperlukan sel seperti gliserol untuk sintesa trigliserida atau lemak. Sebelum
glikolisis dapat berlangsung, sebuah sel harus memperoleh glukosa.
Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dalam
keadaan anaerobik
(tanpa oksigen).
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan.
Tahapan
glikolisis dapat melalui 4 jalur
(pathway), yaitu jalur Embden Meyerhoff Parnas (EMP), jalur Heksosa
Monophosphat (HMP), jalur Pentosa Phosphat (PP), dan jalur Entner Doudoroff
(ED).
Jalur EMP (Embden
Meyerhoff Parnas)
Jalur
EMP disebut juga jalur heksosa bifosfat. Pada jalur ini glukosa dipecah menjadi
2 piruvat. Jalur EMP terdiri atas 3 tahapan penting metabolisme, yaitu:
1.
Tahap I, fosforilasi
ganda heksosa
Dimulai dari fosforilasi glukosa menjadi
glukosa 6-fosfat dengan bantuan enzim heksokinase. Glukosa 6-fosfat
diisomerisasi menjadi fruktosa 6-fosfat dengan bantuan fosfoglukoisomerase.
Kemudian, fruktosa-6-fosfat difosforilasi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat dengan
bantuan fosfofruktokinase.
2.
Tahap II, pemecahan
heksosa bifosfat menjadi 2 triosa fosfat
Dimulai dari pemecahan
fruktosa 1,6 bifosfat menjadi glieraldehid 3 fosfat (G3P) dan dihidroksiaseton
dengan bantuan aldolase. Dihidroksiaseton fosfat dapat direduksi menjdai
gliserol 3-fosfat dengan bantuan gliserol fosfat dehidrogenase atau
diisomerisasi menjadi G3P dengan bantuan triosa fosfat isomerase sehingga
menghasilkan 2 triosa fosfat (G3P).
3.
Tahap III,
defosforilasi triosa bifosfat menjadi energy dan piruvat.
Dimulai dari
fosforilasi G3P oleh fosfat anorganik menjadi triosa bifosfat
(1,3-difosfogliserat) dengan bantuan G3P dehidrogenase. Proses ini menghasilkan
NADH sebagai sumber electron respirasi. 1,3-difosfogliseral didefosforilasi
menjadi 3-fosfogliserat dengan bantuan fosfogliserokinase. Gugus fosfat
dimutasi dari posisi 3 ke posisi 2, sehingga menghasilkan 2-fosfogliserat
dengan bantuan fosfogliserat mutase. Pembentukan ikatan rangkap (dehidrasi)
antara atom C no 2 dan no 3, sehingga 2-fosfogliserat menjadi fosfoenol piruvat
(PEP) dengan bantuan enolase.
Keseluruhan
reaksi pada jalur EMP terdapat beberapa reaksi yang bersifat irreversible (tak
dapat balik). Yaitu glukosa menjadi glukosa 6-fosfat, fruktosa 1,6 bifosfat
menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat, dan fosfoenol
piruvat menjadi piruvat. Hasil akhir dari jalur EMP adalah 2 piruvat, 2 NADH,
dan 2 ATP. Piruvat akan diproses lebih lanjut melalui siklus asam sitrat. Pada
jalur ini dihasilkan pula senyawa antara yang menjadi precursor untuk proses
biosintesis.
Regulasi Glikolisis
Ketika
ATP dalam jumlah yang rendah, sedangkan ADP tinggi, maka ADP akan memacu
aktivitas fosfofruktokinase untuk menghasilkan lebih banyak fruktosa bifosfat.
Fruktosa 1,6 bifosfat memacu rute akhir jalur EMP, yaitu mengubah PEP menjadi
piruvat. Ketika AMP tinggi, maka AMP akan menghambat proses glukoneogenesis.
AMP menghambat aktivitas fruktosa bifosfat fosfotase yang mengubah fruktosa 1,6
bifosfat menjadi fruktosa 6-fosfat. Hal ini bertujuan menjaga agar tidak
terjadi glukoneogenesis ketika sel memerlukan energy dalam bentuk ATP.
Jalur Heksosa
Monophosphat (HMP)
Disebut juga
jalur fosfoketolase. Ditemukan oleh Michael Doudoroff dan Nathan Entner yang
dipublikasikan pertama kali pada Jornal of Biological Chemistry pada tahun
1952. Jalur ini merupakan jalur alternatif untuk katabolik glukosa menjadi
piruvat. Berbeda dengan dengan jalur glikolisis dan pentosa posfat, jalur ini
menggunakan enzim 6-phosphogluconate dehydrase dan 2-keto3-deoxyglucosephophate
aldolase untuk menghasilkan piruvat dari glukosa.
Selain itu,
dalam jalur ini hanya dihasilkan 1 molekul ATP, 1 NADP dan 1 NADPH untuk setiap
glukosa yang dirombak. Kebanyakn organisme tidak menggunakan jal jalur ini
karena sedikitnya molekul ATP yang dihasilkan. Adapun bakteri yang menggunakan
jalur ini seperti Bakteri gram negatif (Pseudomonas
aeruginosa, Azotobacter dan Rhizobium.
is one of the few known organisms capable of living off of
the Entner-Doudoroff pathway. Sedangkan
bakteri gram positif (Enterococcus faecalis).
Jalur metabolisme glukosa selain EMP
pada mulanya merupakan jalur penyediaan prekursor (ribulosa 5-fosfat) bagi
biosintesis asam amino, kemudian diketahui terdapat enzim-enzim yang bekerja
mengubah ribulosa 5-fosfat menjadi G3P. Pada jalur tersebut heksosa phosphat
mengalami dekarboksilasi menjadi pentosa fosfat.
Oleh karena itu, hasil akhir berupa triosa (piruvat) dan senyawa C2
(asetil fosfat).
Urutan
reaksi pada jalur ini adalah sebagai berikut:
§
Glukosa
difosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat dengan bantuan heksokinase.
§
Glukosa
6-fosfat dioksidasi menjadi 6 phosphoglukunolakton dengan bantuan glukosa
6-fosfat dehidroginase, dan terjadi pembentukan NADPH.
§
6-phosphoglukunolakton
direduksi (dihidrasi) menjadi 6-fosfoglukonat dengan bantuan laktanase.
§
6-phosphoglukonat
didekarboksilasi menjadi ribulosa 5-fosfat dengan
bantuan 6-phosphoglukonat dehidrogenase, dan
terjadi pembentukan NADPH.
§
Ribulosa
5-fosfat diisomerasi menjadi xilulosa 5-fosfat dengan bantuan
ribulosa 5-fosfat epimerase.
Jalur Pentosa Phosphat
(PP)
Jalur
ini merupakan jalur penyedia eritrosa 4-fosfat dan sadoheptulosa 7-fosfat
sebagai prekursor bagi biosintesis asam nukleat. Secara lengkap jalur PP ini
berlangsung sebagai berikut :
o Perubahan glukosa menjadi ribulosa 5-fosfat sama seperti
pada jalur HMP yang memerlukan 3 molekul glukosa
o Dua molekul ribulosa 5-fosfat diisomerasi menjadi 2
xilulosa5-fosfat dan lainnya diisomerasi menjadi ribosa 5-fosfat
o Kemudian
masing-masing bereaksi menjadi G3P dan sedoheptulosa
7-fosfat dengan bantuan transketolase
o G3P dan sedoheptulosa 7-fosfat bereaksi menjadi fruktosa
6-fosfat dan eritrosa 4-fosfat dengan bantuan transdolase
o Eritrosa 4-fosfat bereaksi dengan xilulosa5-fosfat
menjadi G3P dan fruktosa 6-fosfat dengan bantuan transketolase
o G3P diubah menjadi piruvat
o Reaksi ini akhirnya menghasilkan 1 piruvat, 3 CO2,
1 ATP, dan 3 NADPH dari 1 molekul glukosa.
Jalur Entner Doudoroff (ED)
Jalur
ini disebut pula jalur ketoglukonat yang hanya dimiliki oleh organisme
prokaryotik, sedangkan tiga jalur sebelumnya dapat dimiliki baik pada organism
prokaryotik maupun eukaryotik. Proses glukosa diubah menjadi 6-fosfoglukonat
sama seperti pada jalur HMP. 6-fosfoglukonat didehidrasi menjadi 2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat.
2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat dipecah menjadi piruvat dan G3P dengan bantuan
aldolase. Proses G3P menjadi piruvat sama seperti pada jalur EMP.
Pada
proses ini, hasil akhir berupa 2 piruvat, 1 ATP, dan 2 NAD(P)H. Jalur ini juga
memberikan jalur pintas untuk masuk ke siklus asam sitrat dengan dihasilkannya
langsung piruvat dari pemecahan senyawa keto. Jalur ini dimiliki oleh Zymonas
mobilis suatu bakteri penghasil etanol.Tahap paling terakhir dari fermentasi anaerob adalah konversi
piruvat
ke produk fermentasi akhir.
Fotosintesis
Fotosintesis
Fotosintesis
dalam organisme eukariot adalah seperti yang terdapat pada tumbuhan di mana
penderma elektron adalah H2O. Dalam Cynobacteria penderma elektron pada
prokariot pula lazimnya H2, H2S, S2 atau sebatian sebatian organik seperti suksinat.
CO2 sebagai sumber karbon (fotoautotrof)
Dalam sistem
eukariot juga terdapat dua fotosistem. Selain daripada perbezaan di atas, jenis
klorofil dalam bakteria adalah bereza dengan klorofil yang terdapat dalam
organisma eukariot.
Cynobacteria dan
alga mengandungi klorofil a tetapi bakteria ungu mengandungi bakterioklorofil
daripada jenis a atau b. Untuk bakteria hijau pula bakterioklorofil adala h
daripada jenis c,d atau e dan sedikit a.
Bakteria ungu
pula dibahagikan kepada dua kumpulan, iaitu kumpulan sulfat (Thiorhodaceae) dan
kumpulan tanpa sulfat (Athiorhodaceae). Kumpulan tanpa sulfat ini menggunakan
sebatian organik untuk menjalankan proses metabolisme dan disebut sebagai organisma
fotoorganotrof.
1. Fotosintesis beroksigen
Terdapat dua sistem fotosintesis, yaitu
fotositesis beroksigen dan fotosintesis tanpa oksigen. Elektron yang terhasil
semasa pengaktifan klorofil a oleh suria pada fotosistem I diterima oleh
penerima X dan daripada sini dipindahkan kepada ferredoksin yang dapat
menurunkan NADP kepada NADPH2 dengan kehadiran 2H+ daripada proses pemisahan
H2O. Sebagai alternatif elektron boleh dipindahkan daripada X kepada saitokrom
b menjadi ini satu urutan berkitar.
Penderma elektron pada fotosistem II adalah H2O. Elektron daripada fotosistem II diterima oleh plastoquinone yang mempunyai nilai lebih rendah daripada ferredoksin. Kedua dua fotosistem ini pula disambung melalui rantai pengangkutan elektron, iaitu plastoquinona, sitokrom b, sitokrom f, dan plastosinina.
Penderma elektron pada fotosistem II adalah H2O. Elektron daripada fotosistem II diterima oleh plastoquinone yang mempunyai nilai lebih rendah daripada ferredoksin. Kedua dua fotosistem ini pula disambung melalui rantai pengangkutan elektron, iaitu plastoquinona, sitokrom b, sitokrom f, dan plastosinina.
2. Fotosintesis anoksigenik
Fotosintesis tanpa oksigen hanya
menggunakan fotosistem I. Elektron yang diterima melalui bakterioklorofil
dipindahkan melalui pengangkut dan berbalik kepada bakterioklorofil melalui
sitokrom c. Oleh kerana fotosintesis ini tidak mengguna H2O bagi mendapat 2H+
maka ini diperolehi melalui H2S atau thiosulfat daripada luar bagi bakteria
ungu tanpa sulfur dan bagi bakteria ungu sulfur pula daripada sebatian organik
(malate, suksinat) ataupun H2 bagi kedua dua kumpulan bakteria ungu. Penurunan
NADH pada bakteria hijau mungkin berlaku melalui ferredoksin. Oleh itu
mekanisme yang berlaku dalam bakteria hiaju (Chlorobiaceae) adalah berbeza
dengan bakteria ungu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar