Metabolisme
adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai
makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa,
jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti
manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai
senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya. Metabolisme
meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme)
senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain
yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawar
racun atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi
pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan
dari tubuh.
Ratusan jenis
senyawa dibentuk sebagai bahan penyusun struktur organel atau bagian-bagian
dari sel lainnya. Beberapa rangkaian reaksi pada tumbuhan menghasilkan senyawa
dengan molekul yang besar, seperti pati, selulosa, protein, lemak, dan asam
lemak. Tumbuhan juga menghasilkan senyawa metabolit sekunder (secondary
metabolite) yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari serangan serangga,
bakteri, jamur, dan jenis pathogen lainnya. Lebih jauh, tumbuhan juga
menghasilkan vitamin untuk kepentingan tumbuhan itu sendiri (dan untuk manusia)
dan hormon – hormon yang merupakan sarana bagi tumbuhan untuk berkomunikasi
antar organnya (atau jaringannya) dalam mengendalikan dan mengkoordinasikan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan
senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa
metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase
tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder
digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3
kelompok utama, yaitu:
§
Terpenoid (Sebagian besar senyawa
terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur
metabolisme asam
mevalonat.)
Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
§
Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula
sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya.)
Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
§
Senyawa yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid dan
glukosinolat.
Sebagian
besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan senyawa
tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain
di sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti: quinon, flavonoid, tanin, dll.) yang membuat tanaman lain
tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal ini disebut sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit sekunder
telah digunakan sebagai obat atau model untuk membuat obat baru, contohnya
adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami terdapat pada
tumbuhan tertentu. Manfaat lain dari metabolit
sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida,
contohnya adalah rotenon dan rotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya
yang telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum, minyak herbal, pewarna,
permen karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin, tanin, saponin, dan
minyak volatil.
Fenol atau asam
karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak
berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH)
yang berikatan dengan cincin fenil. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fenolik
perlu diadakan pembahasan yang khusus mengenai fenolik. Hal inilah yang
melatarbelakangi sehingga makalah ini dibuat.
1. Defenisi
Fenolik merupakan senyawa yang banyak
ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik dengan satu atau
lebih gugus hidroksi (OH-) dan gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama
berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senywa fenol kebanyakan memiliki
gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Fenol biasanya
dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka penyusunnya.
Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid, yang merupakan senyawa
yang secara umum dapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Biasanya, satu
jenis tumbuhan mengandung beberapa macam flavonoid dan hampir setiap jenis
tumbuhan memiliki profil flavonoid yang khas. Kerangka penyususn flavonoid
adalah C6-C3-C6.
Inti flavonoid biasanya berikatan dengan
gugus gula sehingga membentuk glikosida yang larut dalam air. Pada tumbuhan.
Flavonoid biasanya disimpan dalam vakuola sel. Secara umum, flavonoid
dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yaitu:
a.
Flavon, contoh: luteolin
b.
Flavanon, contoh: naringenin
c.
Flavonol. Contoh: kaempferol
d.
Antosianin
e.
Calkon
Beberapa jenis flavon, flavanon dan flavonol
menyerap cahaya tampak, sehingga membuat bunga dan bagian tumbhan yang lain
berwarna kuning atau krem terang. Sedangkan jenis-jenis yang lain tidak
berwarna merupakan zat penolak makan bagi serangga (contoh:katecin) ataupun
merupakan racun (contoh: rotenone). Rutin, yang merupakan glikosida flavonol
yang tersebar di hamper semua jenis tumbuhan, juga merupakan zat penolak makan
yang kuat bagi serangga polifagus, seperti Schistocerca
Americana. Sementara itu paseolin, dilaporkan merupakan glikosida flavonol
yang paling efektif sebagai zat penolak makan bagi serangga. Tanin merupakan
senyawa polifenol dengan berat molekul antara 500 sampai dengan 20000 dalton.
Pada sel tumbhan, tannin selalu berikatan dengan protein sehingga disebut
merupakan zat yang menurunkan nilai nutrisis dari jaringan tumbuhan bagi yang
memakannya.
2. Karakteristik
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100
ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran
ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam.
Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.
Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti
itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan
oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin
tersebut dan menstabilkan anionnya.
3. Penggolongan Glikosida
fenolik
Penggolongan
Glikosida fenolik yaitu:
a.
Senyawa fenol sederhana
b.
Lignan, neolignan, lignin
c.
Stilbena
d.
Naftokinon
e.
Antrakinon
f.
Flavonoid
g.
Antosian
h.
Tannin
i.
Kumarin
j.
Kromon dan xanton
4. Penghasil Glikosida
Fenolik
Beberapa aglikon dari glikosida alami
mempunyai kandungan bercirikan senyawa fenol. Arbutin yang terkandung dalam uva
ursi dan tanaman Ericaceae lain
menghasilkan hidrokuinon sebagai aglikonnya. Hesperidin dalam buah jeruk juga
digolongkan sebagai glikosida fenol.
5. Sifat fisika kimia
Glikosida fenolik
Sifat
fisika dari glikosida fenolik yaitu:
a.
Jika dilarutkan ke dalam air
akan membentk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat.
b.
Jika dicampur dengan alkaloid
dan glatin akan terjadi endapan.
c.
Tidak dapat mengkristal.
d.
Mengendapkan protein dari
larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi
oleh enzim protiolitik.
Sifat
kimia dari glikosida fenolik yaitu:
a.
Merupakan senywa kompleks dalam
bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal.
b.
Tannin dapat diidentifikasikan
dengan kromatografi.
c.
Senywa fenol dari tannin
mempunyai aksi adstrigensia, antiseptik dan pemberi warna.
6. Efek farmakologi Glikosida
Fenolik
Efek farmakologi glikosida denolik antara
lain sebagai diuretikum, antioksidan, astringensia, antiseptic pada saluran
kencing, uretritis, anti inflamasi, antipiretik, analgesic, antimutagenik.
7. Biosintesis Glikosida
Fenolik
a. Glikosida Flavonoid
Glikosida flavonol dan aglikon biasanya
dinamakan flavonoid. Glikosida ini merupakan senyawa yang sangat luas
penyebarannya di dalam tanaman. Di alam dikenal adanya sejumlah besar flavonoid
yang berbeda-beda dan merupakan pigmen kuning yang tersebar luas diseluruh
tanaman tingkat tinggi. Rutin, kuersitrin, ataupun sitrus bioflavonoid
(termasuk hesperidin, hesperetin, diosmin dan naringenin) merpakan kandungan
flavonoid yang paling dikenal. aglikon dan glikosida flavonol dan falvanoid
lainnya adalah contoh senyawa yang di dalam system biologis pembentukannya
dapat melalui kedua cara pembentukan senyawa aromatis, yaitu dengan kondensasi
asam asetat dan melalui shikimic Acid Pathway.
b. Glikosida Alkohol
Glikosida alcohol ditunjukkan oleh
aglikonnya yang selalu memiliki gugus hidroksi. Senyawa yang termasuk glikosida
alkohol adalah salisisin. Salisisn adalah glikosida yang diperoleh dari
beberapa spesies Salix dan Poplus.
8. Manfaat Fenolik
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan
antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol).
Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya
semprotan kloraseptik. Fenol
berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin,
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Fenol yang terkonsentrasi dapat
mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.
DAFTAR REFERENSI
Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT
RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Ui-Press. Jakarta.
Prastiwi, Tiara. 2011. Glikosida. http://tiarapharmacy.blogspot.com/2011/06/glikosida.html.
Diakses
pada tanggal 5 Desember 2011.
Wikipedia, 2011, Fenol. http://ms.wikipedia.org/wiki/fenol.
diakses pada tanggal 5 Desember
2011
Wikipedia, 2011. Metabolisme sekunder. http://ms.wikipedia.org/wiki/pokok/Metabolisme
sekunder.
Diakses pada tanggal 5 Desember 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar