Banyak proses yang berlangsung dalam daun, tetapi yang
menjadi pembeda dan yang terpenting ialah proses pembuatan bahan makanan.
Tumbuhan hijau memiliki kemampuan membuat makanan dari bahan-bahan baku dari
tanah dan udara, dan pada aktifitas inilah bergantung kehidupan tumbuhan dan
kehidupan seluruh binatang dan manusia. Seluruh benda hidup memerlukan energi
tidak saja untuk pertumbuhan dan reproduksi, tetapi juga untuk mempertahankan
kehidupan itu sendiri. Energi ini berasal dari energi kimiawi dalam makanan
yang dikonsumsi, sedangkan makanan itu asalnya dari proses fotosintesis (Sandara, 2012).
Fotosintesis merupakan suatu proses
biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang
dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas (Kimball, 2000).
Pada
proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun untuk
pembentukan bahan organik. Fotosintesa hanya
terjadi pada tanaman yang
memiliki sel-sel hijau termasuk
pada beberapa jenis
bakteri (Baharsyah, 1983).
Fotosintesis berasal dari kata foton
yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis
dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan
energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan
H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing
spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap
proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury dan Ross, 1995).
Laju
fotosintesis berbagai spesies
tumbuhan yang tumbuh
pada berbagai daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung,
dan hutan hujan tropika, sangat berbeda.
Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh
adanya keragaman cahaya, suhu, dan ketersediaan air, tapi tiap spesies
menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi mereka. Spesies yang
tumbuh pada lingkungan yang kaya
sumberdaya mempunyai kapasitas
fotosintesis yang jauh
lebih tinggi daripada spesies
yang tumbuh pada
lingkungan dengan persediaan
air, hara, dan cahaya yang terbatas (Salisbury dan Ross,
1995).
Laju fotosintesis
ditingkatkan tidak hanya
oleh naiknya tingkat
radiasi, tapi juga oleh
konsentrasi CO2 yang
lebih tinggi, khususnya
bila stomata tertutup sebagian karena kekeringan
(Salisbury dan Ross, 1995).
Sel penutup memiliki
klorofil di dalam
selnya sehingga dengan
bantuan cahaya matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil.
Larutan klorofil yang dihadapkan pada sinar
kuat akan tampak
berkurang hijaunya. Daun-daun
yang terkena langsung umumnya akan
tampak kekuning-kuningan,
salah satu cara untuk dapat menentukan
kadar klorofil adalah
dengan metoda spektofotometri (Dwijoseputro, 1981).
Struktur klorofil
berbeda-beda dari struktur
karotenoid, masing-masing
terdapat penataan selang-seling
ikatan kovalen tunggal
dan ganda. Pada
klorofil, sistem ikatan yang
berseling mengitari cincin
porfirin, sedangkan pada
karotoid terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang menghubungkan
struktur cincin terminal. Sifat
inilah yang memungkinkan
molekul-molekul menyerap cahaya
tampak demikian kuatnya, yakni
bertindak sebagai pigmen.
Sifat ini pulalah
yang memungkinkan molekul-molekul menyerap
energi cahaya yang
dapat digunakan untuk melakukan
fotosintesis (Santoso, 2004).
Klorofil akan
memperlihatkan fluoresensi, berwarna
merah yang berarti warna
larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan
akan merah tua pada cahaya yang
dipantulkan (Noggle, 1979).
Spektrofotometri sesuai dengan
namanya adalah alat
yang terdiri dari spektrofotometer dan
fotometer akan menghasilkan
sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang energi
secara relatif. Jika
energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap
oleh klorofil yang
terlarut tersebut. Pada fotometer
filter sinar dari panjang
gelombang yang diinginkan
akan diperoleh dengan
berbagai filter yang punya
spesifikasi melewati banyaknya
panjang gelombang tertentu (Noggle, 1979).
Cahaya hijau, kuning,
jingga dan merah dipantulkan oleh kedua pigmen ini. Kombinasi panjang gelombang yang
dipantulkan oleh kedua pigmen karotenoid
ini tampak berwarna kuning. Ada
bukti yang menunjukkan bahwa
beta-karoten lebih efektif dalam
mentransfer energi ke kedua pusat reaksi dibanding lutein atau pigmen xanthofil
yang disebut fucoxanthofil adalah sangat efektif dalam mentrensfer energi.
Di samping berperan
sebagai penyerap cahaya,
karotenoid pada tilakoid
juga berperan untuk melindungi klorofil dari kerusakan oksidatif oleh
O2, jika
intensitas cahaya sangat tinggi (Lakitan, 1993).
Sejak tipe-tipe
atom atau molekul
yang sedikit berbeda
pada tingkat energinya,
yang substansi menyerap
cahaya dengan suatu karakteristik panjang gelombang yang
berbeda. Ini biasanya
ditunjukkan selama penyerapan
sinar pada tiap gelombangnya.
Sebagai contoh, klorofil a sangat kuat pada panjang gelombang 660 nm pada sinar
merah dan paling rendah pada panjang gelombang 430 nm pada sinar biru.
Ketika gelombang itu
berpindah maka sinar
yang ada di
sebelah kiri adalah sinar hijau
yang bisa kita lihat (Guttman, 1983).
Aksi dari cahaya
hijau dan kuning
yang menyebabkan fotosistem
pada tumbuhan tingkat tinggi
dan penyerapan panjang
gelombang ini oleh
daun sebenarnya relatif tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan pada
spektrum serapan klorofil dan karotenoid. Tetapi, bukan berarti bahwaada pigmen lain yang berperan menyerap cahaya
tersebut. Alasan utama
mengapa spektrum aksi
lebih tinggi dari spektrum
serapan adalah karena cahaya hijau dan kuning yang tidak
segera diserap akan
dipantulkan berulang-ulang di
dalam sel fotosintetik
sampai akhirnya diserap oleh klorofil dan menyumbangkan
energi untuk fotosintesis (Lakitan, 1993).
Cahaya putih
mengandung semua warna
spektrum kasat mata
dari merah-violet, tetapi seluruh panjang gelombang
unsurnya tidak diserap dengan baik
secara merata oleh klorofil.
Adalah mungkin untuk
menentukan bagaimana efektifnya setiap panjang
gelombang (warna) diserap
dengan menggunakan suatu
larutan klorofil dengan cahaya monokromatik (cahaya berwarna satu) (Kimball,
2000).
Penambatan CO2 paling
banyak terjadi sekitar
tengah hari ketika
tingkat cahaya paling tinggi.
Cahaya sering membatasi
fotosintesis terlihat juga
dengan menurunnya laju penambatan CO2 ketika tumbuhan terkena
bayangan awan sebentar (Salisbury dan Ross, 1995).
Macam-macam spektrum warna dan panjang gelombangnya, yaitu
(Wikipedia, 2012) :
·
Ungu
380-450 nm
·
Biru
450-495 nm
·
Hijau
495-570 nm
·
Kuning
570-590 nm
·
Jingga
590-620 nm
·
Merah
620-750 nm
Spektrofotometri merupakan suatu metoda
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh
suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan
spektrofotometri (Saputra, 2012).
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari
absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai
panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum
tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Saputra, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Baharsyah, 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia: Jakarta.
Dwijoseputro, D., 1981. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. PT. Gramedia: Jakarta.
Guttman, B. S. Dan John, W. Hopkins, 1983. Understanding Biology. Harcourt Brace Jovanovich: New York.
Kimball, J.W., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Lakitan, Benyamin., 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Grafindo Persada: Jakarta.
Noggle, R. R. dan Fritzs, J. George, 1979. Introductor Plant Physiology. Mall of India Private Ilmited: New Delhi.
Salisbury, F. B. dan Cleon. W. Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB: Bandung.
Sandara, 2012. Laporan Penelitian Pengaruh Intensitas Cahaya. http://link.lunk.blogspot.com. Diakses tanggal 28 Maret 2012, pukul 20.47 WITA.
Saputra, Edy, 2012. Spektrofotometer. http://www.chem-is-try.org. Diakses tanggal 28 Maret 2012, pukul 20.45 WITA.
Santoso, 2004,. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Muhammadiyah Bengkulu: Bengkulu.
Wikipedia, 2012. Spektrum Optik. http://wikipedia.com. Diakses tanggal 28 Maret 2012, pukul 20.50 WITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar