Proses
pertumbuhan merupakan hal yang mencirikan suatu perkembangan bagi makhluk
hidup; baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan terjadi
penambahan dan perubahan volume sel secara signifikan seiring dengan
berjalannya waktu dan bertambahnya umur tanaman. Proses pertumbuhan menunjukkan
suatu perubahan dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva/diagram pertumbuhan
(Tjitrosoepomo, 1999).
Pertumbuhan
tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai
suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik,
dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva
sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat
terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa
dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan
lingkungan (Pustaka, 2008).
Bentuk
kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat
terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa
dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan
lingkungan.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai
pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurve yang
sigmoid. Proses pertumbuhan ini diatur
oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur
rendah, perubahan persediaan air.
Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai
pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan
biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang
(Kaufman, dkk., 1975).
Laju
pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena
itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh
ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk
huruf S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan lengkap,
bagian-bagiannya ataupun sel-selnya. Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat,
kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya
laju tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu
maka akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua
tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat
variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan
ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan (Tjitrosoepomo,
1999).
Kurva pertumbuhan berbentuk
S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun dan
beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahunan, Pada fase
logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t).
Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt) lambat pada awalnya. Tetapi kemudian
meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan organisme, semakin besar
organisme semakin cepat ia tumbuh.
Fase pertumbuhan logaritmik juga menunjukkan sel tunggal. Fase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan cenderung singkat.Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh dibagian bawah. Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. (Salisbury dan Ross, 1996).
Fase pertumbuhan logaritmik juga menunjukkan sel tunggal. Fase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan cenderung singkat.Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh dibagian bawah. Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. (Salisbury dan Ross, 1996).
Kurva pertumbuhan
berbentuk S (Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun
dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahun, dengan
mengambil contoh tanaman jagung. Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi
dan waktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase
linear, dan fase penuaan (Salisbury dan Ross, 1992).
Menurut Michurin,
secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibagi dalam 3 (tiga)
fase, yaitu (Pustaka, 2008):
a.
Fase Embryonis, yaitu fase yang
dimulai dari pembentukan zygote sampai terjadinya embrio, yang terjadi di dalam
bakal biji (ovule). Dari zygote diikuti dengan pembelahan sel sesudah itu
terjadi pengembangan sel. Fase embryonis tidak terlihat secara nyata (tidak
tergambar dalam kurve) dalam pertumbuhan tanaman, karena berlangsungnya di
dalam biji.
b.
Fase Muda (Juveni//Vegetatif)
yaitu, fase yang dimulai sejak biji mulai berkecambah, tumbuh menjadi bibit dan
dicirikan oleh pembentukan daun – daun yang pertama dan berlangsung terus
sampai masa berbunga dan atau berbuah yang pertama. Perkecambahan merupakan
satu rangkaian yang komplek dari perubahan-perubahan morfologis, fisiologis,
dan biokimia. Proses perkecambahan meliputi beberapa tahap, yaitu imbibisi yaitu
proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan terjadinya
hidrasi dari protoplasma, perombakan cadangan makanan di dalam endosperm,
perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh enzym. ( amilase, protease,
lipase), karbohidrat dirombak menjadi glukosa, gibberellin mengaktifkan
produksi enzim amilase, embrio menyerap air dan proses perkecambahan dimulai,
gibberellin berdifusi dari embrio menuju lapisan aleuron, sel-sel dalam lapisan
aleuron merespon dengan melepaskan enzim pencerna seperti amilase, enzim
mencerna pati di dalam emdosperm menjadi gula dan molekul lain yang diperlukan
embrio untuk tumbuh.
c.
Fase Menua dan Aging (
Senil/Senescence ), beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat
terjadinya senescence, misalnya penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air
dapat mempercepat terjadinya senescence daun, penghapusan bunga atau buah akan
menghambat senescence tanaman, pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air,
penaikan suhu, berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat
senescence.
Beberapa cara
tersedia dalam pendekatan pada sistem seperti sistem tanaman dengan produk
biomassa yang meningkat secara sigmoid dengan waktu untuk mendapatkan
faktor-faktor dan proses hipotetik. Menerapkan fenomena yang sudah dikenal
cukup baik kepada suatu sistem yang sedang dipelajari merupakan suatu
pendekatan yang umum dilakukan. Pada suatu waktu, distribusi zat dalam setiap
tempat dalam ruangan akan menunjukkan hubungan yang berbentuk sigmoid (Sitompul
dan Guritno, 1995).
Umumnya, tahap
pertumbuhan tanaman dibagi menjadi dua fase, yakni fase vegetatif dan fase
generatif. Fase vegetatif terjadi pada perkembangan akar, batang, daun dan
batang yang baru, terutama saat awal pertumbuhan atau setelah massa berbunga
dan berbuah (Novizan, 2002).
Pada fase
pertumbuhan vegetatif ini ada tiga aspek penting yang perlu diketahui, yaitu
pembelahan sel (cell division), pembesaran sel (cell enlargemen), dan
diferensiasi (penggandaan) sel (cell differentiation) (Ashari, 1995).
Fase reproduktif
terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga, buah, dan biji
atau pada perbesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makana, akar-akar dan
batang yang berdaging. Dapat dilihat adanya perubahan dalam berat kering selama
kurang lebih 10 hari pertama. Kemudian penurunan berat terjadi sampai kurang
lebih 20 hari berlalu (Heddy, 2001).
Pola pertumbuhan
tegakan antara lain dapt dinyatakan dalam bentuk kurva pertumbuhan yang
merupakan hubungan fungsional antara sifat tertentu tegakan, antara lain
volume, tinggi, bidang dasar, biomassa, dan diameter dengan umur tegakan.
Bentuk kurva pertumbuhan tegakan yang ideal akan mengikuti bentuk ideal bagi
pertumbuhan organisme (termasuk tumbuh-tumbuhan), yaitu berbentuk kurva sigmoid
(Latifah, 2008).
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan yaitu (Wikipedia, 2008).
1.
Faktor Luar
a.
Air dan mineral berpengaruh pada
pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan
menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
b.
Kelembaban
c.
Suhu di
antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk
pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis
tumbuhan.
d.
Cahaya
mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat. Etiolasi adalah pertumbuhan yang
sangat cepat di tempat yang gelap. Fotoperiodisme
adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.
2.
Faktor Dalam
a.
Faktor hereditas
Faktor gen/hereditas juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman. Apabila gen induk bagus
maka anakan yang dihasilkan juga akan bagus, dan apabila gen induk tidak bagus
maka anakan yang dihasilkan juga tidak bagus.
b.
Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan
penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk
membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan
sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk
mempercepat buah menjadi matang.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S., 1995. Holtikultura Aspek Budidaya. UI-Press: Jakarta.
Heddy, S., 2001. Ekofisiologi Tanaman. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kaufman, P. B., dkk., 1975. Laboratory Experiment in Plant Physiology. Macmillan Publishing Co., Inc. New York. http://www.2dix.com/pdf-2010/penentuan-lokus-tumbuh-pada-tumbuhan-pdf.php. Diakses pada tanggal 22 April 2011, pukul 11:40 WITA.
Latifah, S., 2008. Tinjauan Konseptual Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Hutan. USU-Digital Library: Medan.
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka Utama: Jakarta.
Pustaka, 2008. Konsep Kerja Fitohormon dalam Pertumbuhan Tanaman, http://pustaka.ut.ac.id//. Diakses pada tanggal 22 April 2011, pukul 20:15 WITA.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga Edisi Keempat. ITB-Press: Bandung.
Sitompul, S.M dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G., 1999. Botani umum 2. Angkasa: Bandung.
Wikipedia, 2008. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan. http://www. wikipedia.com. Diakses pada tanggal 22 April 2011, pukul 11:34 WITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar