BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Fotosintesis
adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan
bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan
diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan
untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon dioksida. Jadi, seluruh
molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme
hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk
berfotosintesis (Latunra, 2012).
Klorofil
adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae dan
Cynobacteria. nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno :
choloros = green (hijau), and phyllon= leaf (daun). Fungsi krolofil pada
tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses
fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat
(gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari (Latunra, 2012).
Klorofil
merupakan pigmen hijau yang terdapat pada tumbuhan contonya saja pada Hydrilla, dimana klorofil ini akan
menyerap energi cahaya matahari yang kemudian akan diubah menjadi energi kimia
seperti ATP dan NADPH. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya percobaan
kecepatan fotosintesis.
I.2 Tujuan
Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk mengetahui cahaya terhadap kecepatan fotosintesis dengan mengukur oksigen
yang dihasilkan dari tumbuhan Hydrilla verticillata.
I.3 Tempat
dan Waktu Percobaan
Percobaan
ini dilaksanakan pada, hari Selasa, tanggal 27 Maret 2012, pukul 02.30 – 17.00
WITA, di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar, dan pengambilan data
dilakukan di dalam ruangan, ruang terbuka, dan tempat terkena cahaya matahari
langsung selama 30 menit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada proses fotosintesa,
terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun untuk pembentukan bahan
organik. Fotosintesa hanya terjadi pada tanaman yang memiliki sel-sel hijau
termasuk pada beberapa jenis bakteri (Darmawan dan Baharsyah, 1983).
Proses
fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel
yang mengandung pigmen
fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu
melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan
Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas
cahaya
memengaruhi laju
fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang
dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor
lain yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap
berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan kemampuan daun dalam
menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang
terkandung pada jaringan
daun. Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan
bunga karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas
yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari
pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari
(Wikipedia, 2012).
Tumbuhan bersifat autotrof.
Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik.
Tumbuhan menggunakan karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen
yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal
dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa
berikut ini (Wikipedia, 2012) :
cahaya
klorofil
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain
seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada
hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain
akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan
energi kimia. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna
hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.
klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Permukaan daun
biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan (Wikipedia, 2012).
Aksi dari cahaya hijau dan
kuning yang menyebabkan fotosistem pada tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan
panjang gelombang ini oleh daun sebenarnya relatif tinggi, lebih tinggi dari
yang ditampakkan pada spektrum serapan klorofil dan karotenoid. Tetapi, bukan
berarti bahwaada pigmen lain yang berperan menyerap cahaya tersebut. Alasan
utama mengapa spektrum aksi lebih tinggi dari spektrum serapan adalah karena
cahaya hijau dan kuning yang tidak segera diserap akan dipantulkan
berulang-ulang di dalam sel fotosintetik sampai akhirnya diserap oleh klorofil
dan menyumbangkan energi untuk fotosintesis (Lakitan, 1993).
Laju fotosintesis berbagai
spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai daerah yang berbeda seperti gurun
kering, puncak gunung, dan hutan hujan tropika, sangat berbeda. Perbedaan ini
sebagian disebabkan oleh adanya keragaman cahaya, suhu, dan ketersediaan air,
tapi tiap spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang
optimum bagi mereka. Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya
mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang
tumbuh pada lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas.
(Salisbury dan Ross, 1995).
Laju fotosintesis ditingkatkan tidak hanya oleh naiknya
tingkat radiasi, tapi juga oleh konsentrasi CO2 yang lebih tinggi, khususnya
bila stomata tertutup sebagian karena kekeringan (Salisbury dan Ross, 1995).
Semua klorofil atau karotenoid
terbenam atau melekat pada molekul protein oleh ikatan nonkovalen. Secara
keseluruhan, pigmen-pigmen kloroplas meliputi separuh dari kandungan kandungan
lipida total pada membran tilakoid, sisanya adalah galaktolipida dan sedikit
fosfolipida. Sterol sangat jarang dijumpai pada membran tilakoid (Lakitan,
1993).
Di dalam kloroplas ditemukan
DNA, RNA, ribosom, dan berbagai enzim. Semua molekul ini sebagian besar
terdapat di stroma, tempat berlangsungnya transkripsi dan translasi. DNA
kloroplas (genom) terdapat dalam 50 atau lebih lingkaran jalur ganda melilit
dalam tiap plastid. Berbagai gen plastid menyandi semua molekul RNA-pemindahan
(sekitar 30), dan molekul RNA-ribosom (empat) yang digunakan oleh plastid untuk
translasi. Kira-kira 85 gen seperti ini menyandi protein yang terlibat dalam
transkripsi, translasi, dan fotosintesis. Tapi, sebagian besar protein disandi
oleh gen nukleus (Salisbury dan Ross, 1995).
Warna daun berasal dari
klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya
yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis molekul makanan dalam
kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang
terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen
keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata (Campbell, dkk., 2002).
Fotosintesis hanya berlangsung
pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan
pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang
mengandung klorofil/pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik
yang mampu menyerap energi cahaya matahari (Subandi, 2008).
Cahaya putih mengandung semua
warna spektrum kasat mata dari merah-violet, tetapi seluruh panjang gelombang
unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Adalah mungkin
untuk menentukan bagaimana efektifnya setiap panjang gelombang (warna) diserap
dengan menggunakan suatu larutan klorofil dengan cahaya monokromatik (cahaya
berwarna satu) (Kimball, 2000).
Penambatan CO2 paling banyak
terjadi sekitar tengah hari ketika tingkat cahaya paling tinggi. Cahaya sering
membatasi fotosintesis terlihat juga dengan menurunnya laju penambatan CO2
ketika tumbuhan terkena bayangan awan sebentar( Salisbury dan Ross, 1995).
Dilihat dari strukturnya,
kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang berisi cairan
yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran
tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid.
Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang
disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya
menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa
sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma (Subandi, 2008).
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pembentukan klorofil antara lain gen, bila gen untuk klorofil tidak
ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil. Cahaya, beberapa tanaman dalam
pembentukan klorofil memerlukan cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
Unsur N, Mg, Fe merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis
klorofil. Air, bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil (Subandi,
2008).
Antara klorofil a dan klorofil
b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a di samping bias
menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bias merubah energi cahaya dan tidak bisa
merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b
ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam
ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton (Devlin, 1975).
Semua tanaman hijau mengandung
klorofil a dan krolofil b. Krolofil a terdapat sekitar 75 % dari total
klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah sekitar 1% basis kering. Dalam
daun klorofil banyak terdapat bersama-sama dengan protein dan lemak yang
bergabung satu dengan yang lain. Dengan lipid, klorofil berikatan melalui gugus
fitol-nya sedangkan dengan protein melalui gugus hidrofobik dari cincin
porifin-nya. Rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b) (Subandi, 2008).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu gelas piala, corong, tabung reaksi,
alat tulis, dan stopwatch.
III.2
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Hydrilla
verticillata, larutan NaHCO3
0,5%, dan
air.
III.3
Prosedur Percobaan
1. Memasukkan Hydrilla verticillata ke dalam gelas
piala kurang lebih 2 tangkai
dan ditutup dengan corong.
2. Mengisi
tabung reaksi dengan NaHCO3 yang
telah dilarutkan dengan air sampai penuh dan
diletakkan terbalik dalam gelas piala. Diusahakan tidak terbentuk ruang udara.
3. Meletakkan pada 3 tempat yang berbeda selama 30 menit yaitu
pada pada tempat terbuka, tempat terkena cahaya matahari langsung, dan di dalam ruangan. Setelah 30 menit,
dinding tabung dipukul-pukul agar gelembung terlepas dari tanaman.
4. Mengamati ruang udara atau gelembung yang terbentuk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
Interval
waktu
(Menit)
|
Tempat (Jumlah Gelembung)
|
||
Cahaya
langsung
|
Ruang
terbuka
|
Dalam
ruangan
|
|
0-5
5-10
10-15
15-20
20-25
25-30
|
647
445
590
580
480
423
|
3
0
0
0
20
550
|
3
0
3
1
0
2
|
IV.2
Pembahasan
Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan perangkat percobaan Ingenhousz dan dengan tumbuhan Hydrilla verticillata, percobaan ini
dilakukan dengan menghitung jumlah gelembung udara (kuantitas O2)
yang dihasilkan tanaman setelah di letakkan di bawah cahaya matahari langsung, ruang terbuka. dan di dalam
ruangan. Pengamatan ini dilakukan selama 30
menit.
Hasil pengamatan dapat dilihat
dengan jelas perbedaan proses fotosintesis tanaman pada daerah yang tidak
terkena cahaya dan yang terkena di atas, hasil yang didapatkan sesuai dengan teori yaitu jumlah
gelembung yang dihasilkan pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung
jauh akan lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang berada, di ruang terbuka, dan
di dalam ruangan
karena proses fotosintesis sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari. Hubungan antara intensitas cahaya matahari langsung
dengan proses fotosintesis adalah tanaman yang diletakkan di luar ruangan dan
terkena cahaya matahari langsung akan lebih cepat melakukan proses fotosintesis
karena intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan laju fotosintesis juga akan
menjadi tinggi dan sebaliknya tanaman yang diletakkan di dalam ruangan dan
sedikit terkena cahaya matahari akan lebih lama dalam melakukan proses
fotosintesis yang disebabkan intensitas cahaya yang lebih sedikit.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kecepatan
proses fotosintesis adalah:
·
Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk
fotosintesis. Intensitas cahaya yang tinggi akan membuat kegiatan fotosintesis
menjadi efektif.
·
Ketersediaan CO2 dan
air (H2O).
Jika kekurangan air, stomata menutup
sehingga menghalangi masuknya CO2. Semakin banyak gas karbon dioksida maka
proses fotosintesis akan menjadi semakin baik.
·
Suhu/ Temperatur
Mempengaruhi enzim untuk
fotosintesis. Jika suhu naik 10'c, kerja enzim meningkat 2xlipat. (tapi hanya
pada suhu tertentu, jika suhu terlalu tinggi, justru bisa merusak).
·
Kadar Hasil
Fotosintesis
Apabila kadar hasil bentukan
fotosintesis sedikit maka tumbuhan akan terangsang untuk melakukan fotosintesis
lebih giat daripada ketika kadar fotosintesis yang banyak.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah
cahaya dapat mempengaruhi kecepatan proses fotosintesis tanaman hijau. Tanaman
yang berada pada daerah terkena sinar matahari langsung mempunyai kecepatan
fotosintesis yang lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang berada pada
tempat yang ternaung.
V.2
Saran
Sebaiknya
dalam praktikum alat dan bahan diperlengkap agar kegiatan praktikum berjalan
dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell, 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga: Jakarta.
Darmawan dan Baharsjah, 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia: Jakarta.
Devlin, Robert M., 1975. Plant Physiology Third Edition. Van Nostran: New York.
Lakitan, Benyamin., 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Grafindo Persada: Jakarta.
Latunra, A.I., 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Kimball, J.W., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid. Erlangga. Jakarta.
Salisbury, F.B., dan Cleon W. Ross, 1995. Perkembangan Tumbuhan dan Fisiologi Lingkungan. ITB: Bandung.
Subandi, Aan, 2008, Metabolisme. http://metabolisme.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 Mei 2011, pukul 22.01 WITA.
Wikipedia, 2012. Fotosintesis. http://wikipedia.com. Diakses tanggal 28 Maret 2012, pukul 22.02 WITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar