LATAR BELAKANG
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus
dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami
atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya
melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam
lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Label,
2008).
Mikroorganisme yang kita isolasi harus kita ketahui jenis
medium yang disukai sehingga dapat tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini
medium ini akan digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi untuk
melakukan pertumbuhan dan perkembangbiakan maka hendaknya harus sesuai dengan
komposisi bahan medium.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah
praktikum ini untuk mempelajari macam- macam medium, cara- cara pembuatan dari
beberapa medium dan sekaligus mengetahui bahan- bahan yang digunakan serta komposisi
juga fungsi dari masing- masing bahan tersebut dalam membantu pertumbuhan
mikroorganisme tersebut. Sehingga nantinya diharapkan dapat menumbuhkan,
mengisolasi dan menguji sifat fisiologi atau perhitungan mikroorganisme
tertentu.
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
ini biasanya dipergunakan untuk mensterilkan bahan media pertumbuhan
mikroorganisme, dengan menggunakan alat autoklaf. Dengan tekanan bertekanan
tinggi maka suhu yang biasa digunakan kira-kira 120 derjat C.
Media yang sering digunakan dalam pertumbuhan mikroorganisme antara lainya adalah Nutrient Agar (NA), EMBA, Laktosa Broth, dan Potato Dextose Agar (PDA0
Media yang sering digunakan dalam pertumbuhan mikroorganisme antara lainya adalah Nutrient Agar (NA), EMBA, Laktosa Broth, dan Potato Dextose Agar (PDA0
Media
meruapakan tempat untuk tumbuhnya atau pembiakan miikroorganisme baik bakteri
atau jamur. Media secara umum terbagi menjadi 4 yaitu Media Nutrient Agar (NA) untuk pembiakan bakteri, Media Potato Dextose Agar
(PDA) untuk pembiakan jamur, Media Laktose Brouth (LB) untuk pembiakan bakteri dan Media EMBA untuk
pembiakan bakteri
Keempat media pembiakan atau tumbuh dari miikroorganisme diatas yang sering digunakan dalam pembiakan bakteri yang akan di uji atau diteliti dalam laboratorium.
Keempat media pembiakan atau tumbuh dari miikroorganisme diatas yang sering digunakan dalam pembiakan bakteri yang akan di uji atau diteliti dalam laboratorium.
Untuk
pembiakan jamur media PDA ini di tempakan pada cawan petri agar mudah
menghitung jumlah koloni yang didapat dari pengujian, sedangkan untuk media LB
karena bentuknya cair maka sering di tempatkan pada tabung reaksi, pada hasil
pengujian ini kita hanya bisa melihat apakah ada perubahan warna pada tabung
reaksi tersebut.
1.
Berdasarkan susunan
kimia media anorganik, media organik, media sintetik, media non sintetik
(Alami)
2.
Berdasarkan
konsistensinya media cair, media padat, media semi padat.
3.
Berdasarkan
fungsinya media diperkaya, media selektif, media diferensial, media penguji,
media untuk perhitungan jumlah mikroba.
4.
Media umum NA, PDA
5.
Media pengaya
Mempercpt pertumb yg lain
6.
Media selektif SSA,
EMBA
7.
Media deferensial
Agar darah
8.
Media penguji
menguji antibiotika
9.
Media perhitungan
umum/selektif
10. Contoh susunan media
NA, PDA, SSA, MBA, Agar Darah.
NA, PDA, SSA, MBA, Agar Darah.
Untuk penggunaan metode gores dengan medium
agar miring, mula-mula disiapkan media biakan induk dari jenis mikroorganisme
bakteri escheria coli, Biakan induk berada di tabung reaksi yang berisi media
agar miring yang berwarna kuning, Pada medium biakan induk, koloni tampak
berupa sebaran/ suspensi putih pada permukaan atas media. Disediakan tiga buah
tabung reaksi berisi medium agar padat. Medium agar miring berwarna kekuningan
berfungsi sebagai tempat menggoreskan jamur dan tempat pertumbuhan koloni jamur.
Jarum ose dipanaskan hingga membara berfungsi untuk mensterilsasi jarum sebelum
digunakan dari mikroorganisme lain, sumbat kapas tabung reaksi yang berisi
isolate biakan induk dibuka, kemudian bibir tabung di panaskan berfungsi untuk
mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme lain. Setelah itu, jarum
ose dimasukan pada medium biakan induk,jarum ose bentuk bulat untuk inokulasi
bakteri. Pengambilan inokulum dengan dengan menggoreskan ujung bulat jarum ke
media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil banyak. Mulut tabung
reaksi yang berisi isolate biakan induk dipanaskan kembali, berfungsi untuk
mensterilisasi tabung dan biakan dari mokroorganisme lain. Kemudian segera di
tutup dengan sumbat kapas lemak bertujuan agar keadaan mikroorganisme di dalam
tabung reaksi tetap steril, apabila ada kontaminan yang akan masuk, maka dapat
terserap dengan sumbat kapas tanpa dapat mempengaruhi mikroorganisme yang akan
di biakan, (Anonim:2008)
Teknik inokulasi pada
media miring
Setiap perlakuan diusahakan dilakukan secara
aseptis ( di dekat api Bunsen) berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat
gelas yang digunakan tetap steril. Inokulum digoreskan di permukaan media agar
miring di dalam tabung reaksi yang telah di sediakan menggunakan metode gores
mulai dari samping arah zig-zag. Arah zig-zag. Arah zigzag di gunakan supaya
memungkinkan koloni terbentuk tersebar merata dan tampak jelas serta tidak
bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk.Panaskan sekeliling mulut tabung dan segera
di tutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung reaksi dan
biakan dari mikroorganisme lain. Inokulum disimpan dalam incubator agar medium
dapat tumbuh pada wadah yang steril dengzn menyeting suhu 370 C sebagai suhu
opimum bakteri untuk tumbuh, kemudian di amati dan di foto bentuk koloni yang
terbentuk setelah di inkubasi selama 2x24 jam, Medium yang digunakan adalah
larutan nutrient agar yang sebelumnya dipanaskan agar bisa membentuk medium
miring yang didinginkan hingga memadat dengan memiringkan tabung reaksi
sehingga memebentuk agar miring dan berwarna kuning muda. Medium agar miring
adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang diletakan miring pada waktu
pendinginan. (Pelczar,m.1986)
Keuntungan media agar miring ini adalah luas
permukaan yang kecil sehingga peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas
bidang untuk digunakan strain murni (indukan murni). Sedangkan kerugiannya
hanya memuat sedikit mikroorganisme. Media agar untuk bakteri digunakan media
NA (Nutrien agar) karena yang komposisinya ekstrak daging sapi didalamnya
mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga terdapat adanya
beberapa factor pertumbuhan yang tidak mampu mensintesis mikroorganisme, (Waluyo,L,2005)
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai
macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Pada praktikum ini kita mempelajari
bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril
sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi dan dituntut untuk bwekera secara aseptic yaitu bebas dari
pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan
penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar
terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk
meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah
melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghjancurkan semua bentuk kehidupan yang
ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan
bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan, (Dwidjoseputro,D.1988)
Pengukuran Komposisi
Bahan Medium
1.
Untuk takaran 1000 ml
a.
Potato Dextrose Agar (PDA)
-
Kentang : 200 gr
-
Glukosa : 15 gr
-
Agar :
15 gr
-
Aquadest : 1000 ml
b.
Tauge Extract Agar(TEA)
-
Tauge : 100 gr
-
Sukrosa : 60 gr
-
Agar : 15 gr
-
Aquadest : 1000 ml
c.
Nutrient Agar (NA)
-
Daging sapi :
500 gr
-
Peptone : 15 gr
-
Agar : 15 gr
-
Aquadest : 1000 ml
d.
Eosin Methylene Blue Agar
(EMBA)
-
EMBA sintetik : 36 gr
-
Aquadest : 1000 ml
e.
Lactosa Broth (LB)
-
Nutrient broth : 8 gr
-
Lactose : 5 gr
-
Aquadest : 1000 ml
2.
Penghitungan untuk takaran 500
ml
a.
Tauge Extract Agar(TEA)
-
Tauge = 100 gr / 1000
ml x
500 ml = 50 gr
-
Sukrosa = 60 gr / 1000
ml x
500 ml = 30 gr
-
Agar = 15 gr /
1000 ml x 500 ml =
7,5 gr
-
Aquadest = 1000 ml / 1000
ml x
500 ml = 500 ml
b.
Nutrient Agar (NA)
-
Daging sapi =
500 gr / 1000 ml x 500 ml =
250 gr
-
Peptone = 15 gr / 1000 ml x
500 ml = 7,5 gr
-
Agar = 15 gr /
1000 ml x 500 ml =
7,5 gr
-
Aquadest = 1000 ml / 1000
ml x
500 ml = 500 ml
c.
Eosin Methylene Blue Agar
(EMBA)
-
EMBA sintetik = 36 gr / 1000 ml x
500 ml = 18 gr
-
Aquadest = 1000 ml / 1000
ml x
500 ml = 500 ml
3.
Penghitungan untuktakaran 300
ml
a.
Lactosa Broth (LB)
-
Nutrient broth =
8 gr / 1000 ml x 300 ml =
2,4 gr
-
Lactose = 5 gr / 1000 ml x 300
ml = 1,5 gr
-
Aquadest = 1000 ml / 1000
ml x
300 ml = 300 ml
Pembahasan
Medium adalah suatu bahan
yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
Fungsi medium antara lain, medium yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba,
mengisolasi, memperbanyak, menguji sifat-sifat fisiologis dan menghitung
mikroba.
Pada percobaan yang
dilakukan, dibuat 5 jenis medium yaitu:
1.
Medium Potato Dextrose Agar
(PDA)
PDA merupakan medium yang
dibuat dengan menggunakan bahan alami yang direbus dan bahan sintetik dari
kandungan glukosa sehingga pda termasuk medium semi alamiah. PDA iini termasuk
medium dengan konsistensi padat karena dicampur dengan agar. Medium ini termasuk
medium umum yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba. PDA dapat
digunakan untuk menumbuhkan jamur dan kapang.
Fungsi dari bahan-bahan
medium PDA ialah
-
Kentang : sebagai bahan alami pembuatan medium PDA dsan sebagai sumber
karbohidrat, vitamin, dan energy.
-
Dextrose : sebagai sumber karbon dan energy.
-
Agar : untuk memadatkan medium.
-
Aquadest : untuk melarutkan agar,
dextrose, dan kentang.
2.
Medium Tauge Extract Agar (TEA)
TEA termasuk medium semi
alamiah karena dalam pembuatannya menggunakan bahan alami dari rebusan tauge
yang belum diketahui kandungan kinianya dan bahan sintetik dari kandungan
sukrosa yang sudah diketahui komposisinya. Medium ini merupakan medium dengan
konsistensi padat karena mengandung campuran agar sehingga medium dapat
mengeras. Medium ini berguna untuk menumbuhkan atau menyimpan jamur khususnya
khamir.
Fungsi dari bahan-bahan
medium TEA ialah
-
Tauge : sebagai bahan alami pembuatan TEA dan sebagai sumber
vitamin, nitrogen organic dan senyawa karbon.
-
Sukrosa : sebagai sumber karbon dan sumber energy.
-
Agar : untuk memadatkan medium.
-
Aquadest : untuk melarutkan bahan lainnya.
3.
Medium Nutrient Agar (NA)
NA termasuk medium semi
alamiah karena dalam pembuatannya menggunakan bahan alami dari rebusan daging
sapi yang belum diketahui kandungan zatnya dan bahan sintetik dari kandungan
peptone yang usdah diketahui komposisinya. Medium ini merupakan medium dengan
konsistensi padat karena mengandung campuran agar sehingga medium menjadi
mengeras. Termasuk medium yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba,
untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif.
Fungsi dari bahan-bahan
medium NA ialah
-
Daging : sebagai bahan alami pembuatan NA dan sebagai sumber nitrogen
organic dan senyawa karbon juga sebagai sumber protein.
-
Peptone : sebagai sumber untama nitrogen dan sumber nutrisi.
-
Agar : untuk memadatkan medium.
-
Aquadest : untuk melarutkan agar, peptone dan ekstrak daging.
4.
Medium Eosin Methylene Blue
Agar (EMBA)
Medium ini termasuk medium
sintetik karena menggunakan bubuk EMBA sintetik yang telah diketahui dengan
pasti kandungannya. Medium ini dalam bentuk padat karena pada EMBA sintetik
sudah mengandung agar sehingga medium dapat mengeras. Medium ini mengandung
laktosa dan berguna untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti
S. aureus, P. aerugenosa dan Salmonella. Mikroba yang
memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan
kilap logam, sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
Adanya eosin dan methylene blue membantu mempertajam perbedaan tersebut.
5.
Medium Lactosa Broth (LB)
Medium ini termasuk medium
sintetik karena dalam pembuatannya mengandung bahan-bahan sintetik dari
kandungan nutrient broth dan laktosa yang sudah diketahui komposisinya dengan
pasti. Merupakan medium cair karena tidak diberi agar sehingga masih berupa
larutan. Medium ini dapat mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan dan
produk susu, sebagai kaldu pemerkaya untuk Salmonella dan dalam memepelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Laktosa menyediakan osumber
karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organism koliform. Pertumbuhan dengn
pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi,
Penerbit Djambatan, Jakarta
Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Dasar 1, PT Gramedia, Jakarta
Schlegel,H.G. dan Schmidt, K.1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Tim Penyusun “Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi” 2010
Dwidjoseputro,D.1988. Dasar-dasar mikrobiologi. Dambatan:malang
Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Dasar 1, PT Gramedia, Jakarta
Schlegel,H.G. dan Schmidt, K.1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Tim Penyusun “Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi” 2010
Dwidjoseputro,D.1988. Dasar-dasar mikrobiologi. Dambatan:malang
Pelczar,m.1986.
Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta
Waluyo,L,2005,mikrobiologi
umum,mm press: Malang
Wesley
volk dkk,1988.Mikrobiologi dasar,Erlangga:Jakarta
Http://Firebiology.wordpress/2009/10/08
Pkl 20:10
Rohmat,
2002. Teknik-teknik inokulasi mykoriza/2009/10/08/ Pkl: 21:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar