Kamis, 22 November 2012

ERITROBLASTOSIS FETALIS


Eritroblastosis fetalis adalah suatu kelainan berupa hemolisis (pecahnya sel darah merah) pada janin yang akan nampak pada bayi yang baru lahir karena perbedaan golongan darah dengan ibunya.
Perbedaan faktor golongan darah ini akan mengakibatkan terbentuknya sistem imun (antibodi) ibu sebagai respon terhadap sel darah bayi yang mengadung suatu antigen. Eritroblastosis fetalis biasanya terjadi apabila bayi bergolongan darah rhesus positif sedangkan ibu bergolongan darah rhesus negatif.
 perhatikan bahwa eritrosit anak golongan Rh+ digumpalkan oleh antibodi ibu (warna putih) yang bergolongan Rh- ketika dalam kandungan
Gejala eritroblastosis fetalis pada bayi baru lahir dapat mencakup:
  • anemia
  • edema (bengkak di bawah permukaan kulit)
  • pembesaran hati atau limpa
  • Hidrops (cairan ke seluruh jaringan tubuh, termasuk di ruang paru-paru, jantung, dan organ perut)
  • ikterus neonatal
Golongan Darah Rhesus
Sistem rhesus membedakan darah menjadi dua golongan, yaitu golongan darah rhesus positif yang mengandung antigen rhesus dan golongan darah rhesus negatif yang tidak mengandung antigen rhesus. Apabila antigen rhesus pada darah rhesus positif masuk ke dalam sirkulasi darah rhesus negatif, maka tubuh orang rhesus negatif akan membentuk antibodi untuk melawan antigen dari darah rhesus positif tadi. Antibodi adalah suatu protein yang berfungsi menyerang dan menghancurkan sel-sel yang dianggap benda asing atau membawa benda asing atau membawa benda asing (antigen).
Contohnya adalah, apabila ada donor darah dari darah rhesus positif yang diberikan kepada resipien yang berdarah rhesus negatif, maka pada tubuh resipien akan mengalami pembekuan darah. Hal ini tidak membantu, tapi justru merugikan resipien karena ginjalnya akan bekerja lebih keras membersihkan darah yang membeku.

Hal sebaliknya tidak terjadi apabila darah rhesus negatif didonorkan pada resipien berdarah rhesus positif; tidak terjadi pembekuan darah karena darah dari donor tidak mengadung antigen rhesus.
Eritroblastosis fetalis terjadi apabila seorang laki-laki yang bergolongan darah rhesus positif menikah dengan wanita yang bergolongan darah rhesus negatif, maka anak mereka kemungkinan besar bergolongan darah rhesus positif karena faktor rhesus bersifat dominan secera genetika.
Kasus eritroblastosis fetalis biasanya terjadi pada kehamilan anak kedua dan seterusnya jika semua anak bergolongan rhesus positif. Pada kehamilan pertama darah janin tidak banyak yang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu sehingga tidak terbentuk antibodi pada tubuh ibu, baru pada saat melahirkan darah janin banyak masuk ke dalam sirkulasi darah ibu. Terbentuknya antibodi setelahnya tidak berpengaruh karena bayi sudah terlahir.
Pada kehamilan berikutnya janin dalam keadaan yang lebih berbahaya karena antibodi ibu yang terbentuk setelah proses kelahiran sebelumnya menyerang sel darah janin yang mengadung antigen. Akibatnya sel-sel darah janin mengalami hemolisis (pecah) hebat.
Hemolisis menyebabkan bayi mengalami anemia. Tubuh bayi akan merespon kekurangan sel darah merah ini dengan melepaskan sel darah merah yang masih muda yang disebut eritroblas ke dalam sirkulasi darahnya (makanya disebut eritroblastosis fetalis; fetal = fetus = janin).

Pencegahan Pembentukan Antibodi Anti-Rh
            Pada permulaan tahun 1960-an di Amerika Serikat dan Inggris secara terpisah telah ditemukan cara yang efektif untuk mengurangi bahaya Rh, yaitu dengan jalan memberi suntikan yang dapat menghalang-halangi terbentuknya anti-Rh dalam darah ibu. Oleh karena imunisasi dari ibu Rh- biasanya berlangsungnya selama kelahiran anak Rh+, yaitu ketika eritrosit Rh+ masuk ke aliran darah ibu, maka pada saat itu dapat diusahakan agar tidak membentuk anti-Rh. Bagian dari darah yang membawa anribodi, gamma globulin, dipisahkan dari orang yang menghasilkan antibodi Rh+, dikonsentrasikan dan kemudian disuntikkan kepada ibu-ibu Rh- yang memiliki anak Rh+ dalam waktu 72 jam setelah bayi lahir. Pembentukan antibodi ditekan rendah karena antibodi yang disuntikkan mengelilingi sel-sel Rh+ dari fetus di dalam sirkulasi darah ibu dan mencegah terbentuknya lebih banyak antibodi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar