Bagaimana kaitan antara mikrobiologi lingkungan dengan pencemaran lingkungan, hubungan dengan global warming?
Beberapa
jenis bakteri banyak ditemukan di alam sebagai salah satu penyebab pencemaran
lingkungan. Meningkatnya populasi beberapa jenis bakteri dapat mengganggu
keberadaan organisme lain bahkan dampak yang lebih parah menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia. Namun demikian, tidak semua jenis mikroorganisme
sebagai penyebab pencemaran lingkungan. Beberapa jenis yang lainnya dapat
beertindak dalam menanggulangi pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran yang
disebabkan oleh pertambangan dan limbah rumah tangga. Dalam menaggulangi limbah
pencemaran, bakteri ini menggunakan limbah tersebut ke dalam metabolism selnya
sehingga terjadi degradasi senyawa pencemar tersebut. Dalam metabolism selnya,
mikroorganisme sering kali menghasilkan senyawa sampingan atau gas sampingan
yang tidak digunakan lagi ke lingkungannya. Sebut saja gas Metan yang
dihasilkan oleh mikroorganisme pemecah sulfur. Gas ini dibebaskan ke
lingkungannya dan merupakan salah satu gas yang menyebabkan efek rumah kaca
(global warming).
2. Mekanisme mikroba dalam menanggulangi logam berat?
2. Mekanisme mikroba dalam menanggulangi logam berat?
2. Mekanisme
mikroba dalam menanggulangi logam berat :
a. Biotransformasi
yaitu mikroorganisme dapat mengubah polutan berbahaya dengan cara mengubah
struktur kimia polutan tersebut menjadi senyawa lain yang lebih ramah.
b. Bioabsorbsi,
Sebagian besar mekanisme pembersihan logam berat oleh mikrooganisme adalah
proses pertukaran ion yang mirip pertukaran ion pada resin. Mekanisme
pertukaran ion ini dapat dirumuskan sebagai:
A2+ + (B-biomassa) –> B2+ + (A-biomassa)
A2+ + (B-biomassa) –> B2+ + (A-biomassa)
Mekanisme ini dapat
dibagi atas 3 cara yakni berdasarkan metabolisme sel (dibagi atas; proses yang
bergantung pada metabolisme dan proses yang tidak bergantung pada metabolisme
sel). Sedangkan jika berdasarkan posisi logam berat di-remove, dapat
dibagi atas; akumulasi ekstraseluler (presipitasi), akumulasi intraseluler dan
penyerapan oleh permukaan sel. Dan untuk mekanisme yang terakhir adalah
berdasarkan cara pengambilan (absorbsi) logam berat.
Cara pengambilan
(absorbsi) logam berat dapat dibagi dua yakni :
1.
Passive uptake.
Proses ini terjadi ketika ion logam berat terikat pada dinding sel biosorben.
Mekanisme passive uptake dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan cara
pertukaran ion di mana ion pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam
berat; dan kedua adalah pembentukan senyawa kompleks antara ion-ion logam berat
dengan gugus fungsional seperti karbonil, amino, thiol, hidroksi, fosfat, dan
hidroksi-karboksil secara bolak balik dan cepat. Sebagai contoh adalah pada Sargassum
sp. dan Eklonia sp. di mana Cr(6) mengalami reaksi reduksi pada pH
rendah menjadi Cr(3) dan Cr(3) di-remove melalui proses pertukaran kation.
2.
Aktif uptake. Mekanisme masuknya logam berat
melewati membran sel sama dengan proses masuknya logam esensial melalui sistem
transpor membran, hal ini disebabkan adanya kemiripan sifat antara logam berat
dengan logam esensial dalam hal sifat fisika-kimia secara keseluruhan. Proses
aktif uptake pada mikroorganisme dapat terjadi sejalan dengan konsumsi ion
logam untuk pertumbuhan dan akumulasi intraselular ion logam.
c. Mineralisasi,
mikroorganisme dapat merombak senyawa anorganik atau toksik menjadi senyawa non
toksik berupa H2O dan CO2.
3. Apa dampak pencemaran limbah pertambangan dan jelaskan secara mikrobiologis
3. Apa dampak pencemaran limbah pertambangan dan jelaskan secara mikrobiologis
Pencemaran limbah
tambang akan menyebabkan terjadinya fenomena acid mine drainage (AMD)
atau acid rock drainage (ARD) akibat teroksidasinya mineral bersulfur
dengan ditandai berubahnya warna air menjadi merah jingga. AMD akan memberikan
serangkaian dampak yang saling berkaitan, yaitu menurunnya pH, ketersediaan dan
keseimbangan unsur hara dalam tanah terganggu, serta kelarutan unsur-unsur
mikro yang umumnya merupakan unsur logam meningkat Kualitas lingkungan perairan
yang demikian dapat mengganggu kesehatan manusia dan kehidupan lainnya.
Disamping itu, kondisi tanah yang demikian degraded, mengakibatkan
kegiatan revegetasi. Secara umum, pertambangan dapat menimbulkan
dampak pencemaran yaitu terbentuknya air asam tambang (AAT). Keberadaan air
asam tambang ini di lingkungan dapat menyebabkan kematian pada beberapa jenis
mikroorganisme yang tidak dapat
mentolerir keadaan lingkungan yang tercemar tersebut. Namun untuk
mikroorganisme yang dapat bertahan, limbah pertambangan tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan dalam proses metabolismenya. Perombakan
limbah pertambangan oleh mikroorganisme dapat menghasilkan uap air dan gas CO2
(mineralisasi), akan tetapi jika perombakan ini tidak sempurna akan
menghasilkan gas sisa yang justru akan berdampak terhadap pencemaran lingkungan
yang lain.
4. a.
Bakteri Pereduksi Sulfat Bakteri Pereduksi Sulfat (BPS) merupakan
bakteri yang menggunakan sulfat sebagai sumber energi, yaitu sebagai akseptor
electron dan bahan organik sebagai sumber karbon untuk metabolismenya..
b. Absorbsi merupakan mekanisme
penyerapan ion dengan menggunakan system transport aktif.
c. Thiobacillus ferroksidans merupakan bakteri yang menggunakan sulfur
sebagai sumber energi dan memperoleh kebutuhan nutrisi dari atmosphere
(nitrogen, oksigen, karbondioksida dan air) dan mineral (sulfur dan phospor).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar