Selama
bertahun-tahun bahaya yang disebabkan oleh bakteri dalam penyebaran penyakit
telah dipublikasikan secara luas. Penyakit karena bakteri seperti tuberkulosa,
tetanus, difteri, dan kolera telah mengambil jutaan korban jiwa. Akibatnya,
banyak orang yang berpendapat bahwa semua bakteri adalah musush umat manusia
yang mencemari makanan dan minuman kita, di tanah dan diudara, menanti untuk
hinggap pada diri kita sebagai korbannya. Akan tetapi, dapat pula dilihat
manfaat yang kita peroleh dari bakteri sebagai mengimbangi kerugian yang
mungkin diperbuat oleh sebagian bakteri.
Bakteri
tersebar lebih luas dibandingkan dengan organisme hidup yang lain. Mereka
terdapat dalam jumlah besar di udara, tanah, dan air. Mereka hidup dalam tubuh
organism hidup yang lain seperti pada bahan organic yang mati seperti bangkai,
kotoran, sampah, humus, dan susu. Bakteri terdapat pada kedalaman yang
bermeter-meter dalam tanah dan juga pada lumpur di dasar laut, jauh dibawah
permukaan laut.
Kegiatan
bakteri yang merusak diseimbangkan oleh kegiatan bakteri lain yang langsung
atau tak langsung berguna bagi manusia. Bakteri memainkan peran penting dalam
pembuatan berbagai bahan pangan. Antara lain, cuka, keju, dan acar kubis.
Jaringan tumbuhan yang diragikan, yang dihasilkan melalui kegiatan bakteri
dalam peragian rumput hijau yang disimpan dalam gudang, digunakan sebagai
makanan ternak. Berbagai bahan kimia organic yang berharga juga merupakan
produk, atau bagian, kegiatan bakteri. Di antaranya adalah aseton, yang banyak
digunakan dalam industry misalnya butanol yang berfungsi sebagai pelarut pernis
dan vitamin.
Bakteri
menguraikan tumbuhan mati dan bangkai hewan serta buangan organism hidup.
Mereka memecah protein, karbihidrat, dan zat organic yang kompleks lain dari
zat ini serta mengubahnya menjadi karbon dioksida, amoniak, dan senyawa
anorganik sederhana lainnya. Dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari
sisa-sisa zat organic. Mereka juga mengembalikan ke tanah dan udara
persenyawaan yang lebih sederhana yang diperlukan tumbuhan hijau untuk
pembuatan makanan. Tumbuhan hijau membuat makanan organic dari zat anorganik
yang berasal dari udara dan tanah
Perubahan-perubahan
nitrogen tertentu yang amat penting disebabkan oleh bakteri yang hidup dalam
tanah. Perubahan ini menjamin kelanjutan persediaan nitrogen, dalam bentuk
nitrat, bagi tumbuhan. Nitrogen adalah bahan vital karena zat ini penting bagi
kehidupan tumbuhan. Bakteri amonifikasi, bakteri nitrifikasi, dan bakteri
pengikat nitrogen terlibat dalam perubahan-perubahan nitrogen. Bakteri
amonifikasi mengubah berbagai senyawa organic, diturunkan dari tumbuhan mati
dan hewan serta buangannya menjadi amoniak. Ada 2 jenis bakteri nitrifikasi
yaitu bakteri nitrit yang mengubah amoniak menjadi nitrit dan bakteri nitrat
yang mengubah nitrit menjadi nitrat dengan menggunakan senyawa nitrogenosa,
atau pembawa nitrogen, yaitu senyawa yang siap diserap dan dipakai tumbuhan
hijau.
Bakteri
penambat nitrogen mengubah gas nitrogen menjadi ikatan senyawa yang dapat
diserap oleh tumbuhan. Bakteri penambat nitrogen termasuk apa yang disebut
bakteri nodula (bintil), yang mendiami akar tanaman polong (alfalfa,
kacang-kacangan dan sebagainya) dan beberapa tumbuhan yang bukan polong.
Bakteri masuk ke akar tanaman melalui akar serabut di dalam tanah. Sewaktu
meraka tumbuh dan berkembang, nodula terbentuk. Nodula atau bintil kira-kira
menyerupai gumpalan bulat yang cukup besar dilihat dengan mata biasa bila akar
tanaman plong secara hati-hati dibebaskan dari tanah yang melekat. Bintil akar
tanaman polong terbentuk sebagian dari bakteri, sebagian dari jaringan akar.
Hubungan antara akar dan pembentuk bintil merupakan contoh interaksi antara
mikroba dan tumbuhan dalam hal ini simbiosis mutrualisme yang saling
menguntungkan antara 2 organisme. Akar tanaman polong menyediakan karbohidrat
dan makanan lain bagi bakteri. Bakteri ini, sebagai balasannya melalui
kemampuan mengikat gas nitrogen, menyediakan senyawa nitrogen bagi akar.
Bilamana bakteri dipisahkan dari akar, mereka tidak dapat mengikat nitrogen
sama sekali, ataupun kalau dapat, hanya dapat mengikat nitrogen saja.
Bintil
akar akan melepas senyawa nitrogen organic ke dalam tanah tempat tanaman
pembawa bintil berkembang. Dengan demikian, terjadi penambahan kadar nitrogen
dan menambah kesuburannya. Jenis bakteri nodula yang berbeda kelihatannya
tersebar luas pada tanah. Bila petani menanam kacang polong di ladang, akar
tanaman ini biasanya mengembangkan bintil karena akar itu langsung berhubungan
dengan bintil yang tumbuh secara alamiah dan berisi bakteri dari jenis yang
sesuai.
Salah satu contoh simbiosis antara
bakteri dengan tumbuhan yaitu simbiosis antara Rhizobium sp dengan akar kacang-kacangan,
Rhizobium sp membantu kacang-kacangan untuk
mendapatkan sari makanan N atau nitrogen. Sari pati makanan atau istilahnya
hara Nitrogen adalah salah satu makanan utama tanama-tanaman. Kebutuhan pupuk
terbesar adalah untuk pupuk N (berupa urea atau ZA).
Bintil
akar yang aktif berukuran besar dan bewarna merah jika dipecah (kiri), bintil
akar yang tidak aktif berwarna pucat dan kecil.
Rhizobium sp memiliki kemampuan luar biasa
yang tidak banyak dimiliki oleh mikroba lain, yaitu kemampuan untuk menambat N
langsung dari Udara. Seperti kita tahu bahwa kandungan utama udara adalah gas
nitrogen yang lebih dari 70%. Meskipun melimpah tanaman tidak bisa langsung
menyerap N dari udara. N tetap harus diserap dari akar. Untunglah, ada
Rhizobium yang membantu tanaman kacang-kacangan mendapatkan N dari udara.
Rhizobium sp yang tumbuh di dalam media agar cawan.
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak
digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera.
Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain
bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri
dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali
atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar
melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup.
Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan
tanah.
Ulah manusia seringkali membuat persahabatan ini jadi
berantakan. Pola budidaya yang kurang bersahabat dengan lingkungan, seperti
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, obat-obatan tanaman seperti fungiisida
dan lain-lain akan membuat rhizobium merana. Tanaman kacang-kacangan yang
banyak diberi urea, biasanya sedikit mengandung rhizobium atau rhizobiumnya
tidak aktif. Demikian pula tanaman yang sering diberi fungisida, rhizobium pun
akan kelenger juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar