Selasa, 03 November 2015

TIPOLOGI VULCANO LANDSCAPE



Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh proses keluarnyamagma dari dalam bumi (vulkanisme). Vulkanisme ada tiga macam yaitu :
1.      Vulkanisme letusan : dikontrol oleh magma yang bersifat asam, banyak gas, sifat magma kental,ledakan kuat, dan biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk gunung api yang terjal.
2.      Vulkanisme lelehan : dikontrol oleh lava basa, sedikit kandungan gas, magma encer, ledakan lemahdan vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunung api rendah dan berbentuk perisai.
3.      Vulkanisme campuran : dikontrol oleh magma menengah dan biasanya menghasilkan gunung apistrato.
Bentuklahan Vulkanik
V1 = Kepundan : Merupakan lubang atau kawah tempat keluarnya lava dari perut bumi
V2 = Kerucut gunung api : Merupakan bagian tubuh gunungapi paling atas yang langsung mendapat material dari kawah saat terjadi erupsi
·         Gerakan material pada kerucut gunungapi adalah gerakan gravitatif
·         Memiliki lereng yang sangat curam dan lembah yang dalam
·         Material endapannya berupa material erupsi yg masih sangat kasar hingga kasar


V3 V4 V5 Lereng gunungapi
·         Proses material berupa pengangkutan bahan material secara gravitatid dan oleh tenaga air
·         Lereng terbentuk dari hasil endapan material erupsi secara bertahap
·         V3 Lereng atas, V4 Lereng tengah, V5 Lereng bawah
·         Telah digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan, peternakan, permukiman, dan pariwisata
V6 Kaki Gunungapi
·         Dicirikan oleh lereng yang agak curam sampai agak landai
·         Didominasi oleh pengendapan material gunungapi melalui lembah-lembah sungai: lumpur, endapan lava, dan material piroklastik
V7 Dataran Kaki Gunungapi
·         Satuan bentuklahan yg lebih datar dan terbentuk dari pengendapan material oleh proses fluvial
·         Sedimentasi mulai aktif
·         Kemiringan lereng dari agak landai sampai landai
·         Material permukaan didominasi oleh kerikil dan pasir kasar
V8 Dataran Fluvio Gunungapi
·         Merupakan satuan bentuklahan dengan topografi datar dan terbentuk dari proses fluvial
·         Proses pengendapan intensif
·         Material utamanya berupa pasir sedang dan halus
·         Pemanfaatan lahan untuk pertanian dan permukiman lebih berkembang
V9 Padang Lava
·         Merupakan wilayah endapan lava hasil dari aktivitas erupsi gunungapi
·         Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi
V10 Padang Lahar
·         Hampir sama dengan padang lava tetapi material hasil erupsi yang diendapkan merupakan material lahar yg terdiri dari campuran bahan kasar dan halus
·         Biasanya terdapat pada lereng bawah gunungapi dan kaki gunungapi
V11 Lelehan Lava
·         Merupakan bentuklahan yag sering dijumpai pada tubuh gunungapi
·         Terbentuk pada letusan yang bersifat efusif
·         Tampak seperti lidah-lidah yg berawak dari lereng atas dan menyebar ke lereng tengah
·         Dicirikan oleh relief yg kasar dg lereng2 terjal
V12 Aliran Lahar
·         Proses turunnya material piroklastik yang terdapat pada lereng atas
·         Proses ini pada umumnya longsoran di lereng atas gunungapi yang dipicu oleh hujan
V13 Dataran Antar Gunungapi
·         Merupakan dataran yang terletek diantara dua atau lebih gunungapi
V14 Dataran Tinggi Lava(Lava Plateau)
·         Terjadi jika magma yg keluar dari dalam bumi sangat encer sehingga menyebar dan membentuk hamparan lava yang luas
·         Lava ini perlahan-lahan membeku hingga membentuk suatu daratan
·         Lama-kelamaan lava ini semakin tinggi hingga membentuk dataran tinggi dan luas yang disebut plato
V15 Planezes
·         Sisi-sisi permukaan lereng kerucut gunungapi yang terisolasi (terpisah-pisah) oleh torehan dan erosi
·         Biasanya dalam bentuk segitiga
V16 Padang Abu, Tuff, dan Lapilli
·         Merupakan daerah tempat pengendapan material erupsi gunungapi
V17 Solfatar
·         Adalah fumarol yang mengeluarkan gas-gas oksida belerang (H2S)
·         Mudah dikenali karena udara disekitarnya berbau busuk seperti kentut
  V18 Fumarol
·         Lubang didalam kerak bumi yang mengeluarkan uap dan gas
·         Sumber gas uap air
·         Terdapat di sepanjang retakan kecil maupun rekahan panjang, di permukaan aliran lava, serta di endapan aliran piroklastik yang tebal
V19 Bukit Gunungapi Terdenudasi
·         Terdapat pada lereng gunungapi
·         Dipengaruhi oleh gaya berat dan erosi sehingga bagian luar terangkat dan daerah tersebut akan mengalami ketandusan karena tidak mempunyai lapisan tanah lagi
 V20 Leher Gunungapi
·         Lava yang membeku dan mengeras di dalam saluran keluar
·         Dapat terdorong keluar karena tekanan yg kuat dari bawah
·         Muncul sedikit demi sedikit makin tinggi ditas kepundan
·         Disebut spine karena bentuknya yg lancip mirip duri
V21 Sumbat Gunungapi
·         Bentuklahan ini sering disebut juga sebagai kubah lava
·         Terbentuk karena keluarnya magma hingga mencapai kepundan
·         Karena sifatnya yg asam, magma tidak segera mengalir ke lereng gunungapi tetapi membeku di kepundan dan membentuk sumbat gunungapi  
V22 Kerucur Parasiter
·         Merupakan kerucut anakan yg terbentuk bukan pada kepundan utama tetapi pada lereng gunungapi
·         Pembentukannya disebabkan oleh keluarnya magma melalui saluran yg bercabang tidak melalui saluran utama
V23 Boka
·         Merupakan bentuklahan karena aktivitas keluarnya magma ke permukaan bumi, tetapi tidak membentuk kepundan
·         Contoh: Gunung Tidar, Gunung batok
V24 Dike
·         Terbentuk oleh magma yang menerobos strata batuan sedimen dengan bentuk dinding-dinding magma yang membeku dibawah kulit bumi, kemudian muncul ke permukaan bumi karena erosi batuan disekitarnya
V25 Baranko/ Barancco
·         Merupakan bentuklahan hasil depresi pada puncak vulkanik
·         Merupakan jurang2 dalam di lereng gunungapi
·         Terbentuk karena proses pengikisan yang lebih intensif dibandingkan dengan daerah kiri kanan karena materialnya piroklastik sedangkan disekitarnya berupa aliran lava
Berdasarkan sifat erupsinya, gunung api dibedakan menjadi :
1.      Tipe Krakatau : tipe erupsinya berupa lelehan tetapi bentuk morfologinya berupa kerucut vulkan,magma bersifat campuran, dan erupsi seringkali diselingi oleh letusan dahsyat.
2.      Tipe Pelee : tipe erupsinya berupa letusan, letusan disertai awan panas, magma bersifat asam, dantipe morfologinya berbentuk kerucut.
3.      Tipe Hawai/perisai : tipe erupsinya berupa lelehan, sedikit gas dan material piroklastik, magma bersifatbasa , morfologinya berupa kubah dengan sudut puncak landai,dan sering dijumpai kaldera.
Atas dasar klasifikasi kenampakan visual morfologinya, bentang alam vulkanik dibedakan menjadi:
1.      DEPRESI VULKANIK
Depresi vulkanik adalah morfologi yang secara umum berupa cekungan. Depresi vulkanik dibagi menjadi:a. Danau Vulkanik : Depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau.b. Kawah : Depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km dan hanyaterisi oleh material hasil letusan.c. Kaldera : Depresi vulkanikyang terbentuk belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesanpada komplek vulkan. Kaldera ini sering muncul pada gunung api baru.
2.      KUBAH VULKANIK
Kubah vulkanik merupakan morfologi gunung api yang mempunyai bentuk cembung ke atas. Kubah inidibedakan menjadi :a. Kerucut Semburan : terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat encer basaltis.b. Kerucut Parasit : terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api yang berada pada lereng gunung api yanglebih besar.c. Kerucut Sinder : terbentuk oleh letusan kecil yang terjadi padakaki gunung api berupa kerucut rendahdengan bagian puncak tampak cekung datar.
3.      VULKAN SEMU
Vulkan semu adalah morfologi yang mirip dengan kerucut gunung api, dan bahkan pembentukannyaberasal dari vulkan yang berdekatan.
4.      DATARAN VULKANIK
Dataran Vulkanik dicirikan oleh puncak topografi yang datar dengan variasi beda tinggi tidak mencolok.Macamnya yaitu :




Gunung berapi menghasilkan berbagai macam bahaya alam yang dapat membunuh orang dan merusak properti. Sketsa yang disederhanakan ini menunjukkan khas gunung berapi yang ditemukan di Amerika Serikat Barat dan Alaska, tapi banyak dari bahaya ini juga menimbulkan risiko pada gunung berapi lainnya, seperti yang di Hawaii. Beberapa bahaya, seperti lahar dan tanah longsor, dapat terjadi bahkan ketika gunung berapi tidak meletus. (Bahaya dan istilah dalam diagram ini yang disorot dalam huruf tebal di mana mereka dibahas dalam teks di bawah ini).
Kolom Letusan dan Awan Letusan
Sebuah ledakan letusan eksplosif fragmen batuan padat dan cair (tephra) dan gas vulkanik ke udara dengan kekuatan yang luar biasa. Fragmen batuan terbesar (bom) biasanya jatuh kembali ke tanah dalam jarak 2 mil dari kawah. Fragmen kecil (bediameter kurang dari sekitar 0,1 inci) dari gelas vulkanik, mineral, dan batu (abu) naik tinggi ke udara, membentuk kolom letusan besar.
Kolom Letusan dapat berkembang pesat dan mencapai lebih dari 12 mil di atas gunung berapi dalam waktu kurang dari 30 menit, membentuk awan letusan. Abu vulkanik di awan dapat menimbulkan bahaya serius bagi penerbangan. Selama 15 tahun terakhir, sekitar 80 jet komersial telah rusak karena tidak sengaja terbang ke dalam awan abu, dan beberapa hampir jatuh karena kegagalan mesin. Awan letusan besar dapat mencapai ratusan mil mengikuti arah angin, sehingga menghasilkan hujan abu di atas daerah yang luas, angin membawa abu terkecil partikel paling jauh. Abu dari letusan Gunung St Helens, Washington pada 18 Mei 1980, , jatuh di atas lahan seluas 22.000 mil persegi di Amerika Serikat Barat. Hujan abu berat dapat merobohkan bangunan, dan sedangkan abu kecil dapat merusak tanaman, elektronik, dan mesin.
Gas Vulkanik
Gunung berapi mengeluarkan gas selama letusan. Bahkan ketika sebuah gunung berapi tidak meletus, retak di dalam tanah memungkinkan gas untuk mencapai permukaan melalui lubang kecil yang disebut fumarol. Lebih dari 90% dari semua gas yang dipancarkan oleh gunung berapi adalah air uap (uap), yang sebagian besar adalah air tanah dipanaskan (air bawah tanah dari curah hujan dan sungai). Gas vulkanik lain yang umum adalah karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, hidrogen, dan fluor. Gas Sulfur dioksida dapat bereaksi dengan tetesan air di atmosfer yang membuat hujan asam, yang menyebabkan korosi dan merugikan vegetasi. Karbon dioksida lebih berat daripada udara dan dapat terjebak di daerah yang rendah dalam konsentrasi yang mematikan bagi manusia dan hewan. Fluorin, dalam konsentrasi yang tinggi adalah beracun, bisa teradsorbsi ke partikel abu vulkanik yang kemudian jatuh ke tanah. Fluor di partikel dapat meracuni penggembalaan ternak pada rumput yang dilapisi abu dan juga mencemari persediaan air domestik.
Bencana letusan, seperti letusan Gunung Pinatubo (Filipina), 15 Juni 1991, menyuntikkan sejumlah besar gas belerang dioksida ke stratosfer, ketika bergabung dengan air untuk membentuk aerosol (kabut) dari sulfat asam. Dengan memantulkan radiasi matahari, seperti aerosol dapat menurunkan temperaturrata-rata permukaan bumi untuk waktu yang lama beberapa derajat Fahrenheit (˚ F). Aerosol asam sulfat ini juga berkontribusi terhadap kerusakan lapisan ozon oleh pengubahan senyawa klor dan nitrogen di bagian atas atmosfer
Aliran Lava dan Kubah Lava
Batu cair (magma) yang mengalir atau merembes ke permukaan bumi disebut lava dan bentuk aliran lava. Semakin tinggi lava mengandung silika (silikon dioksida, SiO2), kurang mudah mengalir. Misalnya, lava basal silika rendah dapat bergerak cepat (10 sampai 30 mil per jam) mengalir atau dapat tersebar luas sebanyak tersebar luas dalam lembaran tipis selebar beberapa mil.
Sejak 1983, Kilauea Volcano di Pulau Hawaii telah meletuskan aliran lava basal yang menghancurkan hampir 200 rumah dan memotong dekat jalan raya pantai.
Sebaliknya, aliran lava andesit dan dasit yang lebih tinggi silika cenderung tebal dan lamban,
hanya mencapai jarak pendek dari sebuah kawah. Lava dasit dan riolit sering keluar
dari sebuah lubang untuk membentuk gundukan yang tidak teratur disebut kubah lava. Antara tahun 1980, dan 1986 sebuah kubah lava dasit di Gunung St Helens tumbuh menjadi sekitar
1.000 feet tinggi dan diameter 3.500 kaki.
Aliran Piroklastik
Longsoran kecepatan tinggi abu panas, fragmen batuan, dan gas dapat bergerak menuruni sisi gunung berapi selama letusan ledakan atau ketika sisi curam dari kubah lava tumbuh runtuh dan terpisah. Aliran piroklastik ini dapat sepanas 1.500 ˚ F dan bergerak dengan kecepatan 100 sampai 150 mil per jam. Aliran tersebut cenderung mengikuti lembah dan mampu merobohkan dan membakar segala sesuatu di jalannya. Aliran piroklastik densitas rendah, yang disebut gelombang piroklastik, dapat dengan mudah melampui pegunungan yang ratusan meter tingginya.
Klimaks letusan Gunung St Helens pada tanggal 18 Mei 1980, menghasilkan serangkaian ledakan yang membentuk gelombang piroklastik besar. Ini disebut “ledakan lateral” yang menghancurkan area seluas 230 mil persegi. Pohon berdiameter 6 kaki dipangkas turun seperti pisau rumput sejauh 15 mil dari gunung berapi.
Tanah Longsor Gunung Api
Tanah longsor atau debris avalanche adalah pergerakan menurun yang cepat dari material batuan, salju, dan (atau) es. Longsor gunung api berukuran dari gerakan kecil dari puing-puing lepas pada permukaan gunung berapi sampai runtuh besar-besaran dari seluruh puncak atau sisi gunung berapi. Gunung berapi yang curam rentan terhadap tanah longsor karena dibangun sebagian dari lapisan fragmen batuan vulkanik lepas. Beberapa batuan di gunung berapi juga telah diubah menjadi lembut, mineral lempung yang licin oleh sirkulasi panas, asam air tanah. Tanah longsor di lereng gunung berapi dipicu ketika letusan, hujan deras, atau gempa bumi besar menyebabkan material-materail ini bebas dan bergerak turun.
Setidaknya lima longsor besar telah menyapu ke bawah lereng Gunung Rainier, Washington, selama 6.000 tahun terakhir. Tanah longsor terbesar gunung berapi dalam waktu sejarah terjadi pada awal 18 Mei 1980, letusan Gunung St Helens
.


Lahar
Aliran Lumpur atau puing-puing yang sebagian besar terdiri dari material vulkanik di sisi-sisi gunung berapi disebut lahar. Aliran dari lumpur, batu, dan air dapat bergegas turun lembah dan saluran aliran dengan kecepatan 20 sampai 40 mil per jam dan dapat mencapai jarak lebih dari 50 mil. Beberapa lahar mengandung begitu banyak puing-puing batu (60 sampai 90% berat) bahwa mereka terlihat seperti sungai yang bergerak cepat dari beton basah. Dekat dengan sumbernya, arus ini cukup kuat untuk merobek dan membawa pohon, rumah, dan batu-batu besar beberapa mil ke hilir. Lebih jauh ke hilir lahar mengubur semua di jalurnya kedalam lumpur.
Secara historis, lahar telah menjadi salah satu bahaya gunung berapi paling mematikan. Itu dapat terjadi baik selama letusan gunung berapi dan ketika tenang. Air yang menciptakan lahar bisa berasal dari salju dan es mencair (terutama air dari gletser mencair oleh aliran piroklastik atau gelombang), curah hujan intens, atau keluar dari danau kawah puncak. Lahar yang besar berpotensi membahayakan masyarakat banyak hilir dari gunung berapi seperti Mount Rainier.
A.    Aspek Biotik
Vegetasu Gunung Vulkanik di bagian puncak tidak pernah ditumbuhi tanaman karena aktivitas suhu yang tinggi. Jenis tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas pegunungan Jawa, seperti Rhododendron dan edeweis jawa. Agak ke bawah terdapat hutan bambu dan tetumbuhan pegunungan tropika. Bagian lereng, khususnya di bawah 1.000 m, merupakan tempat asal dua kultivar salak unggul nasional, yaitu salak 'Pondoh' dan 'Nglumut' di gunung Merapi.
Inventarisasi Cendawan di Kawasan Konservasi Tritis-Turgo, Lereng Selatan Gunung Merapi (data 2009):
  • Data cendawan yg diperoleh ada 43 spesimen, seluruhnya masuk kelas Basidiomycota
  • 43 spesimen tsb masuk dalam ordo:
  • Ordo polyporales : 8
  • Ordo cantharellales : 1
  • Ordo agaricales : 2
  • Ordo boletales : 2
  • Ordo auriculariates : 1
  • Belum teridentifikasi : 1
Inventarisasi Tumbuhan Paku-pakuan (Pteridophyta) di Kawasan Konservasi Tritis-Turgo, Lereng Selatan Gunung Merapi (data 2009):
  • Jenis tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta) yang ditemukan:
    • Adiantum cuneatum
    • Adiantum tenerum
    • Blechnum patersonii
    • Botrychium daucifolium
    • Cyathea contaminans
    • Davallia trichomanoides
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar