Rabu, 10 Oktober 2012

TANGGAPAN TROPISME PADA TUMBUHAN



Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang berbeda maknanya, tetapi sepintas lalu kita mengalami kesulitan untuk membedakannya. Kedua istilah tersebut merupakan dua peristiwa biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang senantiasa berbarengan dan saling melengkapi. Pada kenyataannya, kedua istilah tersebut sulit untuk dipisahkan. Kedua proses tersebut terjadi pada semua makhluk hidup. Namun, pola pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai makhluk hidup berbeda (Salisbury dan Ross, 1995).
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif.Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversible (Anonim, 2000).
            Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang tampak antara lain pertumbuhannya. Respon tumbuhan terhadap perubahan tertentu lebih cepat tumbuh daripada bagian lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata walaupun umumnya lebih lambat daripada gerak nasty. Diantara gerak akibat tumbuh yang terkenal adalah gerak tropisme (Tim Dosen, 2008).
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda (Anonim, 2000).
Dalam pertumbuhan suatu organisme, biasanya dapat dibedakan ke dalam beberapa periode. Periode pertama adalah: periode lamban dengan ciri adanya sedikit pertumbuhan, atau tidak ada pertumbuhan yang sebenarnya. Dalam periode ini, organisme sedang mempersiapkan diri untuk tumbuh. Misalnya, sebutir biji yang sedang menyerap air untuk persiapan perkecambahan, dan Eschercia coli yang sedang menyintesis enzim dengan cara merombak substratnya adalah periode lamban. Periode lamban diikuti dengan periode logaritma atau periode eksponen. Pada pertumbuhan ini, mulailah pertumbuhan yang mula-mula lambat tetapi kemudian cepat. Laju kecepatan yang berangsur-angsur pada pertumbuhan pada pertumbuhan dapat dipahami, bila kita ingat pada sebagian kasus, hasil pertumbuhan, benda hidup itu sendiri, mampu tumbuh lebih lanjut. Jadi, organisme membesar menurut progresi geometri, perlipatan dan perlipatan lagi dalam ukurannya. Progresi yang  demikian dinyatakan dalam aljabar dengan eksponen (logaritma), karena itu fase ini disebut fase eksponen. Organisme yang berbeda membutuhkan waktu yang sangat bervariasi untuk meningkatkan ukurannya menjadi dua kali lipat dan seterusnya. Periode tersebut tidak terjadi terus menerus hingga beberapa masa selanjutnya segera memasuki periode perlambatan. Sekarang pertumbuhan menjadi lebih lambat dan akhirnya berhenti sama sekali (Kimball, 1992).
  Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut iritabilitas, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan (Anonim, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri atas faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor itu dibedakan menjadi 2 yakni faktor intrasel dan intersel. Faktor intrasel terdiri atas sifat menurun atau faktor hereditas, sedangkan yang termasuk faktor intersel adalah hormon. Faktor luar atau ekstern yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah air, tanah dan mineral, kelembaban udara, suhu udara, cahaya, dan lain-lain (Salisbury dan Ross, 1995).
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan oleh beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah hormon sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Rangsangan lingkungan akan memicu terbentuknya hormon tumbuhan dan bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi (Anonim, 2008).
Gerak tumbuh adalah respon terhadap rangsangan internal maupun eksternal. Rangsangan eksternal terutama sekali daya tarik bumi, menyebabkan pertumbuhan melilit. Rangsangan eksternal yang lain adalah temperatur dan cahaya yang mungkin mengambil bagian dalam respon yang disebut gerakan nasti. Gerakan ini terdapat pada daun, daun mahkota dan bagian pipih lainnya dari tubuh tumbuhan yakni jika satu permukaan dari organ itu  tumbuh lebih capat dari yang lain. Jadi gerakan nasti mungkin terjadi, baik dalam pembukaan dan melipat bagian tumbuh-tumbuhan seperti saat membukanya pucuk atau membuka menutupnya pucuk bagian tumbuhan. Gerakan tumbuhan yang diakibatkan  seluruhnya oleh rangsangan eksternal disebut tropisme. Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peranan spesifik dari faktor tumbuh dapat diketahui. Tropisme dapat dibedakan pada perangsangannya, yaitu fototropisme disebabkan oleh cahaya, geotropisme dengan rangsangan yang berupa gaya tarik bumi, tigmotropisme dengan rangsangan berupa sentuhan dan chemotropisme dengan rangsangan berupa zat kimia (Dwidjoseputro, 1994).
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme, hidrotropisme dan tigmotropisme. Gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti. gerak nasti juga disebabkan oleh perubahan tekanan turgor. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada beberapa macam gerak nasti, antara lain fotonasti, termonasti dan tigmonasti (Anonim, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Gerak pada tumbuhan, http://www.google.com/0054 Bio 2-4a.htm/ diakses pada hari senin, tanggal 11 Desember 2008, pukul 16.00 WITA.

Anonim, 2008, Hormon tumbuhan, http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan
         Diakses pada hari senin, tanggal 20 Oktober 2008, pukul 18.30 WITA.

Anonim, 2008, Sistem gerak pada tumbuhan, http://www.google.com/Guru
ngeblog.htm/ diakses pada hari senin, tanggal 11 Desember 2008, pukul 16.00 WITA.

Dwidjoseputro, D., 1994, Pengantar Fisiologi TumbuhanPT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kimball, J.W., 1999. Biologi edisi ke lima jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Salisbury, Frank B dan W. Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 3, ITB, Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar