Senin, 19 Maret 2012

PENGARUH POLUSI DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIR




Kemajuan industri dan teknologi telah dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, akan tetapi disisi lain, kemajuan ini dapat pula berdampak pada lingkungan hidup yag pada akhirnya berdampak pula terhadap manusia. Agar lingkungan tetap terjaga dengan baik dan alam tetap dapat memberikan daya dukungnya bagi organisme dan manusia, maka semua kegiatan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kualitas hidup manusia, seperti industri, transportasi, pertanian, perikanan, peternakan, pertambangan, pembangkit listrik dan lain-lain, dan termasuk aktivitas rumah tangga, haruslah selalu memperhatikan dampaknya terhadap lingkunga (Umar, 2010).
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Jika komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan komponen abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik, lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan atau stabil. Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak, artinya lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lentingnya ( Umar, 2010 ).
Keseimbangan lingkungan akan menjadi tidak statis, artinya terjadi penurunan dan kenaikan. Penurunan dan kenaikan terjadi pada populasi setiap jenis. Lingkungan yang seimbang memiliki daya dukung dan daya lenting tinggi. Daya dukung artinya kemampuan lingkungan memenuhi kebutuhan mahluk hidup di dalamnya, sedangkan daya lenting adalaha daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang (Lina, 1985).
Kegiatan manusia mengubah lingkungan dilakukan karena adanya kebutuhan hidup. Kebutuhan ini akan menjadi semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Upaya pemenuhan kebutuhan menusia dipengaruhi oleh perkembangan budaya. Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil perkembangan budaya digunakan untuk mengembangkan berbagai industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia (Whardana, 1995).
Pencemaran berdasarkan bentuknya terbagi menjadi empat macam, yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara berikut penjelasanyan ( Effendi, 2003 ) :
a.  Pencemaran udara, pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran 
atmosfer bumi yang berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia. Sumber    pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda. Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri.
b. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga, kegiatan pertanian, dan     pertambangan.
c. Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
d. Pencemaran Suara (Kebisingan)
Ancaman serius lain bagi kualitas lingkungan manusia adalah pencemaran suara. Bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 50 desibel (db). Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan, kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran.
Percobaan ini lebih difokuskan terhadap jenis pencemaran yang ditimbulkan polusi domestik pada lingkup perairan. Polusi domestic atau dengan kata lain limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, misalnya limbah rumah tangga, dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik . Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrient, sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin berkurang (Yusuf, 2008).
Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air tersebut. Misalnya kriteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan dan air kualitas D untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air (Whardana, 1995).
            Pencemaran pada air ini banyak di pengaruhi oleh Limbah rumah tangga.
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan anorganik memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik, bahan kimia dari perusahaan, bahan yang mudah tercemar dan susah diuraikan dan anorganik yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi masyarakat yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari. Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air seperti ikan terancam ( Lina, 1985 ).
Parameter pencemaran air yaitu; masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Ada beberapa parameter untuk mengetahui kualitas air, diantaranya (Izzudin, 2004) :
I. Parameter Kimia
    a. DO (Dissolved Oxygen), yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut   yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
    b. BOD (Biological Oxygen Demand), BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis. Dengan tes BOD  kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
    c. COD (Chemical Oxygent Demand), COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam.
    d. TSS (Total suspended Solid),  TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri, pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air. Jenis zat pencemar itu dibagi atas besar atau tidaknya kandungan organik atau non organik yang dapat mencemari air.
    e. pH, pH adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8. Tujuan metode pengujian ini untuk memperoleh drajat keasaman (pH) dalam air dan air limbah dengan  menggunakan alat pH meter.
     f. Total organik karbon (TOC), Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC), TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau
         kebersihan peralatan pabrik. Total Carbon (TC) - semua karbon dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) - sering disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang berasal dari sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan TOC analyzer.
     g. Parameter Logam, spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis logam yang berbeda dalam suatu larutan.  beberapa logam yang berbahaya diantaranya : Hg (merkuri) , Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb (timbal).
II. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain.Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor, protein, sulfur, amoniak, dan zat organik lain.Temperatur air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi hidrogen sulfida, carbon disulfida  kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosisteml ain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yan gmenyebabkan mata pedih.
III. Parameter Biologi
            Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara biologi berupa mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. jenis- jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti : Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
Analisa air, air merupakan sumber daya penting bagi sistem kehidupan, proses industri, produksi pertanian dan penggunaan domestik. Faktor utama yang
dipertimbangkan ketika menentukan kualitas air adalah ( Effendi, 2003 ) :
 a.  Kekeruhan
 b.  Keasaman & alkalinitas
 c. Unsur jejak dan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, halogen (klorida dan ion fluorida), logam alkali (natrium dan kalium ion), kalsium dan ion magnesium.
 d.  Mikroorganisme
 e.   Kandungan oksigen terlarut (DO)
Reaksi kimia yang terjadi di dalam air melibatkan banyak senyawa- senyawa kimia meliputi ( Umar, 2010 ) :
a. Sintesis reaksi, Bentuk umum reaksi sintesis adalah A + B → AB. Reaksi Sintesis "menaruh hal-hal bersama-sama".
     2H2(g) + O2(g)                         2H2O(l)
     2Na(s) + Cl2(g)                        2NaCl (s)
Sumber pencemaran air dapat meliputi sebagai berikut (Yusuf, 2008) :
1.      Limbah Pertanian
·         Obat insektisida, bisa mematikan biota air.
·         Pupuk, menyebabkan eutrofikasi, yakni suatu kondisi yang mengakibatkan
      kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan organisme anaerob.
2.      Limbah Rumah Tangga
·         Bahan organik, menyebabkan biota air mati.
·         Bahan anorganik, menyebabkan banjir.
·         Bahan biologis, menyebabkan timbulnya penyakit.
3.      Limbah Industri
Limbah industri meliputi bahan organik dan bahan anorganik.
4.      Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Racun
        Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan beracun (seperti potassium).


DAFTAR PUSTAKA


Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Izzuddin, F. 2004. Pengetahuan Lingkungan. Kawan Pustaka. Jakarta.
Umar, M. Ruslan.  2010. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Warlina, Lina. 1985. Pengaruh Waktu Inkubasi BOD Pada Berbagai Limbah. Universitas Indonesia. Jakarta.

Whardana, Wisnu. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yusuf, Muhammad. 2008. Pengertian dan Sumber Pencemaran Perairan. Gramedia. Jakarta.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar