Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang
berbeda maknanya, tetapi sepintas lalu kita mengalami kesulitan untuk
membedakannya. Kedua istilah tersebut merupakan dua peristiwa biologis yang
terjadi pada makhluk hidup yang senantiasa berbarengan dan saling melengkapi.
Pada kenyataannya, kedua istilah tersebut sulit untuk dipisahkan. Kedua proses
tersebut terjadi pada semua makhluk hidup. Namun, pola pertumbuhan dan
perkembangan pada berbagai makhluk hidup berbeda (Salisbury dan Ross, 1995).
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran
sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif terukur. Perkembangan
adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara
kualitatif.Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversible (Anonim, 2000).
Tumbuhan bereaksi
terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang tampak antara lain
pertumbuhannya. Respon tumbuhan terhadap perubahan tertentu lebih cepat tumbuh
daripada bagian lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata
walaupun umumnya lebih lambat daripada gerak nasty. Diantara gerak akibat
tumbuh yang terkenal adalah gerak tropisme (Tim Dosen, 2008).
Secara umum pertumbuhan
dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil
pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan
jaringan meristem yang akan
terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah
perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda (Anonim, 2000).
Dalam pertumbuhan suatu
organisme, biasanya dapat dibedakan ke dalam beberapa periode. Periode pertama
adalah: periode lamban dengan ciri adanya sedikit pertumbuhan, atau tidak ada
pertumbuhan yang sebenarnya. Dalam periode ini, organisme sedang mempersiapkan
diri untuk tumbuh. Misalnya, sebutir biji yang sedang menyerap air untuk
persiapan perkecambahan, dan Eschercia coli yang sedang menyintesis enzim
dengan cara merombak substratnya adalah periode lamban. Periode lamban diikuti
dengan periode logaritma atau periode eksponen. Pada pertumbuhan ini, mulailah
pertumbuhan yang mula-mula lambat tetapi kemudian cepat. Laju kecepatan yang
berangsur-angsur pada pertumbuhan pada pertumbuhan dapat dipahami, bila kita
ingat pada sebagian kasus, hasil pertumbuhan, benda hidup itu sendiri, mampu
tumbuh lebih lanjut. Jadi, organisme membesar menurut progresi geometri,
perlipatan dan perlipatan lagi dalam ukurannya. Progresi yang demikian dinyatakan dalam aljabar dengan
eksponen (logaritma), karena itu fase ini disebut fase eksponen. Organisme yang
berbeda membutuhkan waktu yang sangat bervariasi untuk meningkatkan ukurannya
menjadi dua kali lipat dan seterusnya. Periode tersebut tidak terjadi terus
menerus hingga beberapa masa selanjutnya segera memasuki periode perlambatan.
Sekarang pertumbuhan menjadi lebih lambat dan akhirnya berhenti sama sekali
(Kimball, 1992).
Setiap organisme mampu
menerima rangsang yang disebut iritabilitas, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk
tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh
atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena
rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka
terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan
yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka
terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap
rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka
terhadap rangsangan (Anonim, 2000).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri atas faktor
intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor itu dibedakan
menjadi 2 yakni faktor intrasel dan intersel. Faktor intrasel terdiri atas
sifat menurun atau faktor hereditas, sedangkan yang termasuk faktor intersel
adalah hormon. Faktor luar atau ekstern yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah air, tanah dan mineral, kelembaban udara, suhu udara,
cahaya, dan lain-lain (Salisbury dan Ross, 1995).
Pertumbuhan, perkembangan, dan
pergerakan tumbuhan dikendalikan oleh beberapa golongan zat yang secara umum
dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah hormon
sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan sebagaimana pada
hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel.
Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon
tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang
bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar,
misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem
individu). Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan
berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon
tumbuhan. Rangsangan lingkungan akan memicu terbentuknya hormon tumbuhan dan
bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang
semula tidak aktif akan mulai ekspresi (Anonim, 2008).
Gerak tumbuh adalah respon
terhadap rangsangan internal maupun eksternal. Rangsangan eksternal terutama
sekali daya tarik bumi, menyebabkan pertumbuhan melilit. Rangsangan eksternal
yang lain adalah temperatur dan cahaya yang mungkin mengambil bagian dalam
respon yang disebut gerakan nasti. Gerakan ini terdapat pada daun, daun mahkota
dan bagian pipih lainnya dari tubuh tumbuhan yakni jika satu permukaan dari
organ itu tumbuh lebih capat dari yang
lain. Jadi gerakan nasti mungkin terjadi, baik dalam pembukaan dan melipat
bagian tumbuh-tumbuhan seperti saat membukanya pucuk atau membuka menutupnya
pucuk bagian tumbuhan. Gerakan tumbuhan yang diakibatkan seluruhnya oleh rangsangan eksternal disebut
tropisme. Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan
peranan spesifik dari faktor tumbuh dapat diketahui. Tropisme dapat dibedakan
pada perangsangannya, yaitu fototropisme disebabkan oleh cahaya, geotropisme
dengan rangsangan yang berupa gaya tarik bumi, tigmotropisme dengan rangsangan
berupa sentuhan dan chemotropisme dengan rangsangan berupa zat kimia
(Dwidjoseputro, 1994).
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak
tumbuh tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan,
tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme, hidrotropisme
dan tigmotropisme. Gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti. gerak nasti juga disebabkan oleh
perubahan tekanan turgor. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh
tumbuhan ada beberapa macam gerak nasti, antara lain fotonasti, termonasti dan
tigmonasti (Anonim, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Gerak pada tumbuhan, http://www.google.com/0054
Bio 2-4a.htm/ diakses pada hari senin, tanggal 11 Desember 2008, pukul 16.00 WITA.
Anonim, 2008, Hormon tumbuhan, http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan
Diakses pada hari senin,
tanggal 20 Oktober 2008, pukul 18.30 WITA.
Anonim, 2008, Sistem gerak pada tumbuhan,
http://www.google.com/Guru
ngeblog.htm/ diakses pada hari senin, tanggal 11 Desember 2008, pukul 16.00
WITA.
Dwidjoseputro, D.,
1994, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kimball,
J.W., 1999. Biologi edisi ke lima jilid 2.
Erlangga, Jakarta.
Salisbury, Frank B dan W. Ross, 1995, Fisiologi
Tumbuhan Jilid 3, ITB, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar