Produksi tanaman sangat dipengaruh oleh iklim. Jika
tanaman ditanam tidak sesuai dengan iklim tempat asalnya tumbuh, maka
produktivitasnya tidak akan maksimal. Hubungan iklim dengan tanaman yaitu dapat
menentukan secara aktual tingkat kualitas
dan kuantitas produksi tanaman, sehingga dapat menentukan kapasitas atau produktivitas
tanaman dalam jangka yang penjang. Manfaat klimatologi pertanian yaitu sebagai
berikut :
1. Seleksi
kultivar/spesies/ras ternak yang adaptif di suatu tempat sehingga potensial untuk
dibudidayakan.
2. Memilih
lokasi yang kondisi iklimnya sesuai untuk pengembangan suatu kultivar/spesies/ras
ternak yang harus diintroduksikan.
3. Memungkinkan
pengembangan tekhnologi untuk memodifikasikan iklim untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas produksi pertanian.
4. Pengaturan
pola tanam dan penyerasian antara iklim dengan aktivitas budidaya pertanian.
Menurut ( Ashari, 2006 ) setidaknya ada dua fakor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu curah hujan dan distribusi hujan
serta tinggi tempat dari permukaan laut. Selain kedua faktor tersebut, produksi
tanaman juga dipengaruhi oleh radiasi matahari dan suhu atau temperatur. Untuk
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga menghasilkan produksi yang
diharapkan, tanaman membutuhkan kondisi iklim yang sesuai dengan syarat
tumbuhnya. Untuk menguji kesesuaina tanaman dengan iklim digunakan beberapa
cara diantaranya dengan mengumpulkan data tentang kebutuhan fisiologi tanaman
terhadap berbagai faktor lingkungan iklimnya.Selain itu dapat juga menganalisis
kesesuainnya dengan menggunakan klimogram.
Klimograf adalah suatu grafik yang menggambarkan
titik curah hujan bulanan ratarata (dalam milimeter) terhadap suhu bulanan
rata-rata (dalam derajat Celcius) atau unsur meteorologis lainnya, yang didapat
dari data dua tempat lingkungan yang memiliki iklim berbeda.
Dalam bidang
pertanian, klimogram umumnya digunakan sebagai tolak ukur atau parameter jika
suatu tanaman akan dikembangkan di daerah yang berbeda dengan daerah asalnya.
Dengan menggambarkan klimogram daerah asal dari tanaman dan daerah tujuan
pengembangannya, maka dapat diketahui persamaan dan perbedaan iklimnya yaitu
setelah kedua klimogram tersebut ditumpangtindihkan satu sama lain.
Pustaka
1. Apel Malang Malus sylvestris Mill (Varietas Manalagi)
Pohon
apel merupakan pohon yang kecil dan berdaun gugur, mencapai ketinggian 3 hingga 12 meter, dengan tajuk yang lebar dan biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 5 – 12 cm dan
lebar 3 - 6 centimeter. Bunga
apel mekar di musim semi, bersamaan dengan percambahan daun. Bunganya putih
dengan baur merah jambu yang berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak, dan mencapai diameter
2.5 hingga 3.5 cm. Buahnya masak pada musim gugur, dan biasanya
berdiameter 5 hingga 9 centimeter. Inti buah apel memiliki lima gynoecium yang tersusun seperti bintang lima mata, masing-masing berisi satu hingga tiga biji.
Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal
dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam
sejak tahun 1934 hingga saat ini. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berbuah
baik di daerah dataran tinggi. Sentra produksi apel di adalah Malang (Batu dan
Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar), Jatim. Di daerah ini apel telah
diusahakan sejak tahun 1950, dan berkembang pesat pada tahun 1960 hingga saat
ini. Selain itu daerah lain yang banyak dinanami apel adalah Jawa Timur
(Kayumas-Situbondo, Banyuwangi), Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng dan
Tabanan), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Sedangkan
sentra penanaman dunia berada di Eropa, Amerika, dan Australia.
Klasifikasi
tanaman Apel Malang Malus sylvestris
Mill (Varietas Manalagi) (Tjitrosoepomo,
2007) yaitu :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Dialypetalae
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Malus
Species : Malus
sylvestris Mill
|
Kondisi lingkungan disekitar tempat budidaya, seperti halnya
iklim setempat memiliki pengaruh yang sangat besar atas kelangsungan dan
keberhasilan budidaya. Iklim yang menunjang atau sesuai dengan persyaratan
tumbuh tanaman apel sangat mendukung keberhasilan budidaya dengan hasil yang
optimal. Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m
dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl. n signifikan terhadap
produktivitas apel. Persyaratan iklim yang dibutuhkan dalam budidaya apel antara
lain :
·
Curah hujan
Untuk
budidaya tanaman apel, curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun
dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah
adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga
akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah.
·
Cahaya Matahari
Tanaman
apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya,
terutama pada saat pembungaan.
·
Suhu
Suhu
yang sesuai untuk budidaya apel berkisar antara 16-27 derajat Celcius.
Persyaratan ini dipenuhi oleh daerah-daerah ini dataran tinggi yang banyak
dijumpai di Indonesia.
·
Kelembaban Udara
Dalam
budidaya tanaman apel, kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar
75-85%.
2. Daerah Asal Apel Malang Malus
sylvestris Mill (Varietas Manalagi)
a.
Kondisi Geografi Kabupaten Malang
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara
440 - 667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan
wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang
berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak
112,06° - 112,07° Bujur Timur dan 7,06°- 8,02° Lintang Selatan, dengan batas
wilayah sebagai berikut :
·
Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten
Malang
·
Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten
Malang
·
Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji
Kabupaten Malang
·
Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang
Serta dikelilingi gunung-gunung :
·
Gunung Arjuno di sebelah Utara
·
Gunung Semeru di sebelah Timur
·
Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
·
Gunung Kelud di sebelah
Selatan
b.
Kondisi Iklim Kabupaten
Malang
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2012
tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 23,37°C. Sedangkan suhu maksimum
mencapai 24,60°C dan suhu minimum 21,64°C . Rata kelembaban udara berkisar 79%
- 86%. Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%. Seperti
umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2
iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun
Klimatologi Karangploso Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan
Februari, November, Desember. Sedangkan pada bulan Juni dan September curah
hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei, September,
dan Juli. Untuk lebih jelasnya, kondisi iklim
Kabupaten Malang dalam 12 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
ini :
Tabel 1. Data Klimatologi
Kabupaten Malang 2000-2010
Bulan
|
Curah Hujan
|
Temperatur
|
Penyinaran
|
Januari
|
281.27
|
23.61
|
48.09
|
Februari
|
304.82
|
23.71
|
44.79
|
Maret
|
262.46
|
23.65
|
50.23
|
Apil
|
152.24
|
23.91
|
63.63
|
Mei
|
107.48
|
23.72
|
70.26
|
Juni
|
31.02
|
22.87
|
76.80
|
Juli
|
23.59
|
22.20
|
80.10
|
Agustus
|
19.97
|
22.13
|
81.76
|
September
|
33.85
|
23.20
|
80.72
|
Oktober
|
81.70
|
24.24
|
72.50
|
November
|
223.62
|
24.83
|
63.19
|
Desember
|
290.09
|
23.49
|
42.53
|
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Malang
3. Daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan yang Diintroduksikan Apel Malang Malus
sylvestris Mill (Varietas Manalagi)
a.
Kondisi Geografi Kabupaten Tana Toraja
Tana Toraja terletak di tengah-tengah pulau Sulawesi, salah satu
pulau besar berbentuk bintang laut di antara Pulau Kalimantan (Borneo) dan
Papua, Indonesia. Secara Geografis, Tana toraja berada pada 2° 40' LS sampai 3°
25' LS dan 119° 30' BT sampai 120° 25' BT, terletak 311 km sebelah utara kota
Makassar. Beberapa kabupaten dilewati
jika menuju kabupaten ini diantaranya Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, dan Kota
Parepare. Keempat kabupaten tersebut terletak pada dataran rendah yang berbatasan dengan wilayah perairan Selat Makassar di sebelah barat. Sedangkan disebelah timur
merupakan jajaran pegunungan yang memanjang dari utara ke selatan.
Kondisi
topografi Kabupaten Tana Toraja merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh
pegunungan dengan keadaan lerengnya curam yakni rata-rata kemiringan diatas 25
%. Kabupaten Tana Toraja terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, dataran
rendah dan sungai dengan ketinggian berkisar antara < 300 m - > 2500 m
dpl. Bagian terendah Kabupaten Tana Toraja berada di Kecamatan Bonggakaradeng
sedangkan bagian tertinggi berada di Kecamatan Bittuang.
b.
Kondisi iklim Tana toraja
Tana Toraja beriklim tropis. Musim hujan
terjadi pada bulan Oktober - Maret sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan
April - September. Perubahan iklim dunia dan pengaruh pemanasan global sedikit
mempengaruhi pola iklim di Tana Toraja dalam satu dekade terakhir, namun pola
dan masa tanam padi yang hampir seluruhnya mengandalkan air hujan tetap belum
berubah. Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada Desember hingga Januari. Terdapat
juga daerah yang hampir selalu terselimuti kabut sepanjang hari di perbatasan
dengan daerah Teluk Bone.
Temperatur suhu rata-rata daerah Tana
Toraja berkisar antara 15oC – 28oC dengan kelembaban
udara antara 82-86 %. Curah hujan rata-rata 1500 mm/thn sampai lebih dari 3500 mm/thn.
Daerah Tana Toraja pada dasarnya beriklim dengan dua musim berdasarkan curah
hujan yaitu :
· Musim hujan pada periode Bulan Oktober – Bulan Maret
· Musim kemarau pada periode Bulan April – Bulan September
·
Letaknya berada di 03° 02'
33,23’’LS sampai 119° 49’ 15,38’’BT
·
Elevasi stasiun berada di
825 mdpal
Menurut Oldement, tipe iklim Kabupaten
Tana Toraja adalah tipe C2 yaitu bulan basah (200 mm) selama 2-3 bulan
berturut-turut dan bulan kering (100 mm) selama 2-3 bulan berturut-turut. Hal
ini sangat mendukung aktivitas masyarakat pada sector agraris. Untuk lebih
jelasnya, kondisi iklim Kabupaten Tana Toraja dalam 12 tahun terakhir dapat
dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 2. Data Klimatologi
Kabupaten Tana Toraja 2000-2010
Bulan
|
Curah Hujan
|
Temperatur
|
Penyinaran
|
Januari
|
235.47
|
22.43
|
56.72
|
Februari
|
236.77
|
21.99
|
55.90
|
Maret
|
302.06
|
22.72
|
59.90
|
Apil
|
366.75
|
22.58
|
60.63
|
Mei
|
218.13
|
22.28
|
64.54
|
Juni
|
146.46
|
22.77
|
56.90
|
Juli
|
118.12
|
22.00
|
59.00
|
Agustus
|
102.59
|
21.98
|
67.36
|
September
|
95.10
|
22.34
|
79.54
|
Oktober
|
190.38
|
22.96
|
78.27
|
November
|
306.10
|
23.27
|
72.90
|
Desember
|
276.10
|
22.76
|
60.54
|
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tana Toraja
4. Klimograf Apel Malang Malus sylvestris Mill (Varietas
Manalagi)
Curah Hujan dan
Temperatur
Data curah hujan bulanan selama 10 tahun
dikombinasikan dengan data temperatur bulanan selama 10 tahun yang telah
dirata-ratakan pada masing-masing wilayah. Adapun hasilnya dapat dilihat pada table
di bawah ini :
Tabel
8. Curah Hujan Kabupaten dan Temperatur Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten
Malang
Bulan
|
Malang
|
Tana toraja
|
||
Curah Hujan
|
Temperatur
|
Curah Hujan
|
Temperatur
|
|
Januari
|
281.27
|
23.61
|
235.47
|
22.43
|
Februari
|
304.82
|
23.71
|
236.77
|
21.99
|
Maret
|
262.46
|
23.65
|
302.06
|
22.72
|
April
|
152.24
|
23.91
|
366.75
|
22.58
|
Mei
|
107.48
|
23.72
|
218.13
|
22.28
|
Juni
|
31.02
|
22.87
|
146.46
|
22.77
|
Juli
|
23.59
|
22.20
|
118.12
|
22.00
|
Agustus
|
19.97
|
22.13
|
102.59
|
21.98
|
September
|
33.85
|
23.20
|
95.10
|
22.34
|
Oktober
|
81.70
|
24.24
|
190.38
|
22.96
|
November
|
223.62
|
24.83
|
306.10
|
23.27
|
Desember
|
290.09
|
23.49
|
276.10
|
22.76
|
Curah hujan rata-rata yang dibutuhkan Apel
Malang Malus sylvestris Mill (Varietas Manalagi) untuk dapat tumbuh adalah sekitar 1.000-2.600
mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Jika
dirata-ratakan, curah hujan untuk Kabupaten Tana Toraja adalah sekitar 2879,57
mm/tahun sedangkan untuk Kabupaten Malang sekitar 1797,49 mm/tahun. Untuk temperatur
rata-rata yang dibutuhkan apel Malang agar dapat tumbuh adalah 16 °C - 27 °C. Jika dirata-ratakan, temperatur untuk Kabupaten
Tana Toraja adalah sekitar 22,48o C sedangkan untuk Kabupaten Malang
sekitar 23,47o C.
Jika
dilihat dari grafik, Kabupaten Tana Toraja yang memiliki temperatur antara
21,87oC- 23,20oC menghasilkan curah hujan yang sangat
tinggi hingga mencapai 375,54 mm/bulan sedangkan untuk Kabupaten Malang yang
memiliki temperatur berkisar antara 22,08 oC-24,76 oC
menghasilkan curah hujan paling tinggi sekitar 304,5 mm/bulan. Berdasarkan
grafik tersebut, dapat dilihat bahwa Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Malang
menghasilkan pola yang berbeda. Kabupaten Tana Toraja dengan temperatur yang
rendah dan curah hujan tinggi sedangkan Kabupaten Malang memiliki temperatur
yang lebih tinggi dengan curah hujan yang lebih rendah. Berdasarkan hasil
tersebut, maka untuk parameter temperatur dan curah hujan, Apel Malang yang
berasal dari Kabupaten Malang tidak dapat dibudidayakan di Kabupaten Tana Toraja.
Curah Hujan dan
Lama Penyinaran
Data curah hujan bulanan selama 10 tahun
dikombinasikan dengan data lama penyinaran bulanan selama 10 tahun yang telah
dirata-ratakan pada masing-masing wilayah. Adapun hasilnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel
9. Rerata Curah Hujan dan Lama Penyinaran Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten
Malang
Bulan
|
Malang
|
Tana Toraja
|
||
Curah Hujan
|
Penyinaran
|
Curah Hujan
|
Penyinaran
|
|
Januari
|
281.27
|
48.09
|
235.47
|
56.72
|
Februari
|
304.82
|
44.79
|
236.77
|
55.90
|
Maret
|
262.46
|
50.23
|
302.06
|
59.90
|
April
|
152.24
|
63.63
|
366.75
|
60.63
|
Mei
|
107.48
|
70.26
|
218.13
|
64.54
|
Juni
|
31.02
|
76.80
|
146.46
|
56.90
|
Juli
|
23.59
|
80.10
|
118.12
|
59.00
|
Agustus
|
19.97
|
81.76
|
102.59
|
67.36
|
September
|
33.85
|
80.72
|
95.10
|
79.54
|
Oktober
|
81.70
|
72.50
|
190.38
|
78.27
|
November
|
223.62
|
63.19
|
306.10
|
72.90
|
Desember
|
290.09
|
42.53
|
276.10
|
60.54
|
Klimograf Rerata Bulanan Curah Hujan dan Lama Penyinaran
Lama penyinaran yang dibutuhkan Apel
Malang agar tumbuh pada suatu daerah adalah sekitar 50-60%
setiap harinya. Jika dirata-ratakan untuk
Kabupaten Tana Toraja lama penyinarannya sekitar 64 % sedangkan untuk Kabupaten
Malang sekitar 63 %.
Jika dilihat dari grafik lama penyinaran
untuk Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Malang tidak jauh berbeda sehingga
grafiknya hampir berimpit. Yang menyebabkan pola dari kedua grafik tersebut
berbeda adalah nilai curah hujan yang berbeda. Pola yang berbeda tersebut
menyebabkan untuk parameter lama penyinaran dan curah hujan tidak dapat
digunakan sebagai tolak ukur untuk membudidayakan tanaman Apel Malang di
Kabupaten Tana Toraja.
Temperatur dan
Lama Penyinaran
Data temperatur bulanan selama 10 tahun
dikombinasikan dengan data lama penyinaran bulanan selama 10 tahun yang telah
dirata-ratakan pada masing-masing wilayah. Adapun hasilnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel
10. Rerata Temperatur dan Lama
Penyinaran Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Malang
Bulan
|
Malang
|
Tana Toraja
|
||
Temperatur
|
Penyinaran
|
Temperatur
|
Penyinaran
|
|
Januari
|
23.61
|
48.09
|
23.64
|
22.43
|
Februari
|
23.71
|
44.79
|
23.71
|
21.99
|
Maret
|
23.65
|
50.23
|
23.64
|
22.72
|
April
|
23.91
|
63.63
|
23.86
|
22.58
|
Mei
|
23.72
|
70.26
|
23.70
|
22.28
|
Juni
|
22.87
|
76.80
|
22.80
|
22.77
|
Juli
|
22.20
|
80.10
|
22.14
|
22.00
|
Agustus
|
22.13
|
81.76
|
22.08
|
21.98
|
September
|
23.20
|
80.72
|
23.15
|
22.34
|
Oktober
|
24.24
|
72.50
|
24.27
|
22.96
|
November
|
24.83
|
63.19
|
24.76
|
23.27
|
Desember
|
23.49
|
42.53
|
23.83
|
22.76
|
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pola yang dihasilkan antara Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Malang hampir sama. Yang membedakan adalah persentasi lama penyinaran dan temperaturnya. Untuk Kabupaten Tana Toraja lama penyinarannya berkisar antara 56,92% - 79,23% dengan temperatur antara 21,87oC- 23,20oC sedangkan untuk Kabupaten Malang lama penyinarannya berkisar antara 41,51% - 88,59% dengan temperatur antara 22,08oC-24,76oC. Dengan pola yang relatif sama maka dapat disimpulkan bahwa untuk parameter temperatur dan lama penyinaran dapat digunakan sebagai parameter dalam pembudidayaan Apel malang dengan syarat, tidak semua wilayah di Kabupaten Malang yang dapat dijadikan daerah pembudidayaan Apel Malang. Unsur-unsur non meteorologist seperti jenis tanah, topografi adalah faktor yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan Apel Malang.
REFERENSI
Herniwati
dan Kadir,S. 2009. Potensi Iklim,Sumber
Daya Lahan dan Pola Tanam di Sulawesi Selatan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan
Kaihatu,S.
2012. Pengaruh Iklim Terhadap Pertanian. Science
Inovation Netrwork. Maluku