Ekologi estuaria merupakan daerah atau lingkungan yang
merupakan campuran antara air sungai dan air laut, sehingga mengakibatkan
daerah estuaria ini mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah daripada
lautan terbuka. Meskipun demikian proses percampuran ini adalah merupakan
pencampuran yang kompleks. Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil
dari air laut cenderung mengembang diatasnya. Pada daerah estuaria ini juga
terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang
berhubungan dengan gerakan air pasang. Massa air yang masuk kedalam daerah
estuaria pada waktu terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya
salinitas air didaerah estuaria pada saat itu umumnya rendah. Pada waktu air
pasang air masuk kedalam estuaria dari air laut bercampur dengan estuaria,
sehingga mengakibatkan salinitas naik. Mengakibatkan organisme-organisme laut
tidak dapat hidup didaerah estuaria, kebanyakan organisme-organisme laut
tersebut hanya dapat bertoleransi terhadap perubahan salinitas yang kecil. Dan
akibatnya mereka tidak di bisa hidup didaerah estuaria. Sebagian besar jenis
flora dan fauna yang hidup didaerah estuaria tersebut adalah organisme yang
telah beradaptasi dengan kondisi yang terbatas didaerah tersebut.
Akibatnya wilayah estuaria tersebut merupakan suatu
tempat yang sulit untuk ditempati, daerah ini bersifat sangat produktif yang
dapat mendukung sejumlah besar biota. Oleh karena itu, umumnya daerah ini
dikatakan bahwa estuaria relatif hanya dapat dihuni oleh beberapa spesies saja.
Pada daerah estuaria ini selain dari turun naiknya salinitas yang disebabkan
oleh air pasang, juga terjadi penurusan salinitas yang bertahap ketika air dari
mulut estuaria (muara sungai) bergerak ke arah sumber mata air (hulu sungai)
sehingga terdapat wilayah dari flora dan fauna yang hidup di daerah ini.
Pada ekosistem
estuari ini terbentuk habitat-habitat yang memiliki ciri khas tersendiri dengan
organisme-organisme penyusunnya yang spesifik seperti Habitat Rawa Asin.Oleh
karena itu ekosistem estuary sangat erat kaitannya dengan habitat rawa asin.Hal
ini disebabkan karena organisme tersebut harus mampu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.Respon dari tingkah laku organisme tersebut dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya juga beragam dan memiliki ciri khas
tersendiri.Pada batas ambang toleransi organisme terhadap lingkungan membatasi
keberadaannya di suatu organisme. Organisme yang mampu bertahap pada kondisi
fisik dan kimia perairan dapat tetap hidup dan tinggal nyaman di habitatnya,
tetapi bagi organisme yang tidak mampu bertahan pada ambang toleransinya akan
menjadi organisme pengunjung transisi, dimana pada saat
sesuai dengan batas ambangnya organisme ini akan masuk ke habitat di estuari,
tetapi jika tidak maka organisme ini akan meninggalkan daerah estuari ini.
Seperti halnya pada setiap ekosistem, pada ekosistem estuari ini
juga dibentuk oleh komponen biotic dan abiotik yang saling berinteraksi satu
sama lain. Keanekaragaman komponen biotic dan abiotik yang terdapat didalamnya
menyebabkan terjadinya interaksi yang cukup kompleks dan menarik untuk
diteliti.Namun ekosistem estuary ini ternyata tidak cukup dikenal oleh
masyarakat pada umumnya dan jarang sekali dibahas atau disosialisasikan, padahal
ekosistem estuary ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi. Secara umum, perairan estuaria memilikifungsi
ekologis dan ekonomi.Menurut Tiwow (2003), peran penting ekologis antara lain,
sebagai sumber unsur hara dari bahan organic yang berasal dari sirkulasi pasang
surut, sebagai habitat bagi sejumlah spesies hewanbaik meliputidaerah
pemijahan, pengasuhan dan tempat mencari makan atau pembesaran.Sedangkan peran
penting ekonomi antara lain, sebagai lahan perikanan tangkap,sumber pendapatan
dan sumber protein hewani. Peran penting ekonomi ini telahbanyak dirasakan dan
memberikan sumbangan yang berarti untuk kehidupan masyarakatterutama masyarakat
nelayan.
A.
Pengertian Estuaria
Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang
mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar
dari daratan. Secara sederhana estuaria didefinisikan sebagai tempat pertemuan
air tawar dan air asin (Nybakken, 1988). Sebagian besar estuaria didominasi
oleh substrat berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan
air laut.
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan
menghasilakan suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi
(Supriharyono, 2000), antara lain:
1. Tempat
bertemunya arus air dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan suatu
pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air dan ciri-ciri fisika
lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
2. Pencampuran
kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang
tidak sama dengan sifat air sungai maupun air laut.
3. Perubahan
yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan
penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.
4. Tingkat
kadar garam didaerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya
aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria
tersebut.
Estuaria
dapat diklasifikasikan berdasarkan pada karakteristik, diantaranya:
1. Geomorfologis:
lembah sungai tergenang, estuaria jenis fyord, estuaria bentukan tanggul dan
estuaria bentukan tektonik.
a. Estuaria
daratan pesisir, paling umum dijumpai, dimana pembentukannya terjadi akibat
penaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai bagian pantai yang landai
b. Laguna
(Gobah) atau teluk semi tertutup, terbentuk oleh adanya beting pasir yang
terletak sejajar dengan garis pantai sehingga menghalangi interaksi langsung
dan terbuka dengan perairan laut.
c. Fyords,
merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glester yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut
d. Estuaria
tektonik, terbentuk akibat aktivitas tektonik (gempa bumi atau letusan gunung
berapi), yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian digenangi
oleh air laut pada saat pasang.
2. Sirkulasi
dan stratifikasi air:
a. Stratifikasi
tinggi atau estuaria baji garam, dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara
air tawar dan air asin
b. Tercampur
sebagian merupakan tipe yang paling umum dijumpai. Pada estuaria ini aliran air
tawar dari sungai seimbang dengan air laut yang masuk melalui arus pasang.
Pencampuran ini dapat terjadi karena adanya turbulensi yang berlangsung secara
berkala oleh aksi pasang surut.
c. Tercampur
sempurna. Estuaria jenis ini terjadi di lokasi-lokasi dimana arus pasang-surut
sangat dominan dan kuat.
3. Berdasarkan salinitas
( kadar garamnya ), estuaria dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
· Oligohalin
yang berkadar garam rendah (0,5% – 3 %)
· Mesohalin
yang berkadar garam sedang (3% – 17 %)
· Polihalin
yang berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %
B. Kondisi
Lingkungan
Perpaduan
antara beberapa sifat fisik estuaria mempunyai peranan yang penting terhadapa
kehidupan biota estuaria. Beberapa sifat yang penting antara lain:
1.
Salinitas
Estuaria memiliki gradien salinitas yang bervariasi,
terutama bergantung pada masukan air tawar dari sungai dan air laut melalui
pasang surut. Variasi ini menciptakan kondisi yang menekan bagi organisme,
tetapi mendukung kehidupan biota yang padat dan juga menangkal predator dari
laut yang pada umumnya tidak menyukai perairan dengan salinitas rendah.
2.
Substrat
Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat
berlumpur yang berasal dari sedimen yang dibawa melalui air tawar (sungai) dan
air laut. Sebagian besar lumpur estuaria bersifat organik, sehingga substrat
ini kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi cadangan makanan yang
penting bagi organisme estuaria
3.
Sirkulasi air
Selang waktu mengalirnya air dari sungai ke dalam
estuaria dan masuknya air laut melalui arus pasang surut menciptakan suatu
gerakan dan transpor air yang bermanfaat bagi biota estuaria, khususnya
plankton yang hidup tersuspensi dalam air
4.
Pasang surut
Arus pasang
surut berperan sebagai pengangkut zat hara dan plankton. Disamping itu arus ini
juga berperan untuk mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang sampai di
perairan estuaria.
5.
Penyimpanan zat hara
Peranan estuaria sebagai penyimpanan zat hara sangat
besar. Pohon mangrove dan lamun serta ganggang lainnya dapat mengkonversi zat
hara dan menyimpannya sebagai bahan organik yang akan digunakan kemudian oleh
organisme hewani.
Dengan kondisi lingkungan fisik yang bervariasi dan
merupakan daerah peralihan antara darat dan laut, estuaria mempunyai pola
pencampuran air laut dan air tawar yang tersendiri. Menurut (Kasim, 2005), pola
pencampuran sangat dipengaruhi oleh sirkulasi air, topografi , kedalaman dan
pola pasang surut karena dorongan dan volume air akan sangat berbeda khususnya
yang bersumber dari air sungai. Berikut pola pencampuran antara air laut dengan
air tawar:
1.
Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge
estuary) yang ditandai dengan desakan dari air laut pada lapisan bawah
permukaan air saat terjadi pertemuan antara air sungai dan air laut. Salinitas
air dari estuaria ini sangat berbeda antara lapisan atas air dengan salinitas
yang lebih rendah dibanding lapisan bawah yang lebih tinggi.
2.
Pola percampuran merata antara air laut dan air
sungai (well mixed estuary). Pola ini ditandai dengan
pencampuran yang merata antara air laut dan air tawar sehingga tidak terbentuk
stratifikasi secara vertikal, tetapi stratifikasinya dapat secara horizontal
yang derajat salinitasnya akan meningkat pada daerah dekat laut.
3.
Pola dominasi air laut dan pola percampuran merata
atau pola percampuran tidak merata(Partially mixed estuary). Pola ini
akan sangat labil atau sangat tergantung pada desakan air sungai dan air laut.
Pada pola ini terjadi percampuran air laut yang tidak merata sehingga hampir
tidak terbentuk stratifikasi salinitas baik itu secara horizontal maupun secara
vertikal.
4.
Pada beberapa daerah estuaria yang mempunyai topografi
unik, kadang terjadi pola tersendiri yang lebih unik. Pola ini cenderung ada
jika pada daerah muara sungai tersebut mempunyai topografi dengan bentukan yang
menonjol membetuk semacam lekukan pada dasar estuaria. Tonjolan permukaan yang
mencuat ini dapat menstagnankan lapisan air pada dasar perairan sehingga,
terjadi stratifikasi salinitas secara vertikal. Pola ini menghambat turbulensi
dasar yang hingga salinitas dasar perairan cenderung tetap dengan salinitas
yang lebih tinggi.
C. Komposisi
Biota dan Produktifitas Hayati
Di estuaria terdapat
tiga komponen fauna, yaitu fauna laut, air tawar dan payau. Komponen fauna yang
terbesar didominasi oleh fauna laut yaitu hewan stenohalin yang
terbatas kemampuannya dalam mentolerir perubahan salinitas dan hewan euryhalin yang
mempunyai kemampuan mentolerir berbagai penurunan salinitas yang lebar.
Komponen air payau terdiri dari spesies organisme yang hidup di pertengahan
daerah estuaria pada salinitas antara 5-300/00.Spesies-spesies
ini tidak ditemukan hidup pada perairan laut maupun tawar. Komponen air tawar
biasanya terdiri dari yang tidak mampu mentoleril salinitas di atas 5 dan hanya
terbatas pada bagian hulu estuaria. Ciri khas estuaria cenderung lebih
produktif daripada laut ataupun air tawar. Estuaria adalah ekosistem yang
miskin dalam jumlah spesies fauna dan flora. Faunanya: ikan, kepiting, kerang
dan berbagai jenis cacing berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai
makanan yang kompleks. Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri
dan alga dan kemudian menjadi sumber makanan penting bagi organisme pemakan
suspensi dan detritus.
Sumber
daya Biota Estuari
Sebagai wilayah peralihan atau percampuran, estuaria
memiliki tiga komponen biota, yakni fauna yang berasal dari lautan, fauna
perairan tawar, dan fauna khas estuaria atau air payau. Fauna lautan yang tidak
mampu mentolerir perubahan-perubahan salinitas yang ekstrem biasanya hanya
dijumpai terbatas di sekitar perbatasan dengan laut terbuka, di mana salinitas
airnya masih berkisar di atas 30?. Sebagian fauna lautan yang toleran
(eurihalin) mampu masuk lebih jauh ke dalam estuaria, di mana salinitas mungkin
turun hingga 15? atau kurang. Sebaliknya fauna perairan tawar umumnya tidak
mampu mentolerir salinitas di atas 5?, sehingga penyebarannya terbatas berada
di bagian hulu dari estuaria.
Lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat
kaya akan nutrient yang menjadi unsur terpenting bagi pertumbuhan
phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari keunikanlingkungan estuari. Sebagai
kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuari dikenal dengan
sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan,invertebrate
(Crustacea, Bivalvia, Echinodermata, Annelida dan masih banyak lagikelompok
infauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis penting sepertisi,
baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai
daerahpemijahan dan pembesaran. Udangniaga yang memijah di laut lepas
membesarkanlarvanya di ekosistem ini denganmemanfaatkannya sebagai sumber
makanan.
Fauna khas estuaria adalah
hewan-hewan yang dapat mentolerir kadar garam antara 5-30?, namun tidak
ditemukan pada wilayah-wilayah yang sepenuhnya berair tawar atau berair laut.
Di antaranya terdapat beberapa jenis tiram dan kerang (Ostrea, Scrobicularia),
siput kecil Hydrobia, udang Palaemonetes, dan cacing (polikaeta) Nereis.Di
samping itu terdapat pula fauna-fauna yang tergolong peralihan, yang berada di
estuaria untuk sementara waktu saja.Beberapa jenis udang Penaeus, misalnya,
menghabiskan masa juvenilnya di sekitar estuaria, untuk kemudian pergi ke laut
ketika dewasa. Jenis-jenis sidat (Anguilla) dan ikan salem (Salmo,
Onchorhynchus) tinggal sementara waktu di estuaria dalam perjalanannya dari
hulu sungai ke laut, atau sebaliknya, untuk memijah. Dan banyak jenis hewan lain,
dari golongan ikan, reptil, burung dan lain-lain, yang datang ke estuaria untuk
mencari makanan (Nybakken, 1988).
Komponen
Flora
Hampir
semua bagian esturari terendam terdiri dari subtrat lumpur dan tidak cocok
untuk melekatnya makroalga. Selain karena substrat, pengaruh sinar cahaya yang
minim menyebabkan terbentuknya dua lapisan. Lapisan bawah tanpa tumbuhan hidup
dan lapisan atas mempunyai tumbuhan yang terbatas. Di daerah hilir estuary
terdapat padang rumput laut (Zostera dan Cymodeca). Selain itu terdapat padang
lamun. Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga
(Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang
salinitasnyacukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma,
daun, dan akar sejati.Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass)
sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun,
berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.Selain miskin dengan
jumlah fauna estuari juga miskin dengan flora. Keruhnya perairan estuari
menyebabkan hanya tumbuhan yang mencuat yang dapat tumbuh mendominasi, mungkin
terdapat padang rumput laut (Zosfera thalassia, Cymodocea) selain ditumbuhi
oleh alga hijau dari Genera Ulva, Entheromorpha dan Chadophora. Estuaria
berperan sebagai perangkap nutrien (nutrient trap) yang mengakibatkan semua unsur-unsur
esensial dapat didaur ulang oleh bermacam kerang, cacing dan oleh detritus atau
bekteri secara berkesinambungan sehingga terwujud produktivitas primer yang tinggi.
Plankton estuaria miskin dalam jumlah spesies. Dengan demikian,yangditemukan
hanya jenis diatom dan dinoflagellata.Jenis diatom yang dominan adalah
Skeletonema, Asterionella dan Melosira. Sedangkan dinoflagellata yang melimpah
adalah Gymnodinium, Gonyaulax dan Ceratium. Banyaknya zooplankton yang
berkembang membuktikan bahwa terjadi keterbatasan produktivitas fitoplankton.
Gambar flora di daerah estuary :
1. Phaeophyta
2. Porifera
Sponges = Clathria prolifera
Komposisi
Fauna
Di perairan estuaria terdapat 3 komponen fauna yaitu: fauna
laut, fauna air tawar dan fauna payau. Komponen fauna yang terbesar adalah
fauna air laut yaitu hewan stenohaline yang terbatas kemampuannya dalam
mentolelir perubahan salinitas (umumnya >= 30?) dan hewan euryhaline yang
mempunyai kemampuan untuk mentolerir berbagai perubahan atau penurunan
salinitas di bawah 30?. Fauna lautan yang tidak mampu mentolerir
perubahan-perubahan salinitas yang ekstrem biasanya hanyadijumpai terbatas di
sekitar perbatasan dengan laut terbuka, di mana salinitas airnya masih berkisar
di atas 30?. Sebagian fauna lautan yang toleran (eurihalin) mampumasuk lebih
jauh ke dalam estuaria, di mana salinitas mungkin turun hingga 15? atau
kurang.Sebaliknya fauna perairan tawar umumnya tidak mampu mentolerir salinitas
di atas 5?, sehingga penyebarannya terbatas berada di bagian hulu dari
estuaria.
Fauna khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir
kadar garam antara 5-30, namun tidak ditemukan pada wilayah-wilayah yang
sepenuhnya berair tawar atau berair laut. Di antaranya terdapat beberapa jenis
tiram dan kerang (Ostrea,Scrobicularia), siput kecil Hydrobia, udang
Palaemonetes, dan cacing polikaeta Nereis.Di samping itu terdapat pula
fauna-fauna yang tergolong peralihan, yangberada di estuaria untuk sementara
waktu saja. Beberapa jenis udang Penaeus,misalnya, menghabiskan masa juvenilnya
di sekitar estuaria, untuk kemudian pergi kelaut ketika dewasa. Jenis-jenis
sidat (Anguilla) dan ikan salem (Salmo,Onchorhynchus) tinggal sementara waktu
di estuaria dalam perjalanannya dari hulusungai ke laut, atau sebaliknya, untuk
memijah. Dan banyak jenis hewan lain, darigolongan ikan, reptil, burung dan
lain-lain, yang datang ke estuaria untuk mencarimakanan (Nybakken, 1988). Akan
tetapi sesungguhnya, dari segi jumlah spesies, fauna khas estuaria adalah
sangat sedikit apabila dibandingkan dengan keragaman fauna pada
ekosistem-ekosistem lain yang berdekatan. Umpamanya dengan fauna khas sungai,
hutan bakau atau padang lamun, yang mungkin berdampingan letaknyadengan
estuaria. Para ahli menduga bahwa fluktuasi kondisi lingkungan, terutama salinitas,
dan sedikitnya keragaman topografi yang hanya menyediakan sedikit relung
(niche), yang bertanggung jawab terhadap terbatasnya fauna khas setempat
sehingga jumlah spesies organisme yang mendiami estuari jauh lebih sedikit jika
dibandingkandengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Hal ini
karena ketidakmampuan organisme air tawar mentolerir kenaikan salinitas dan
organisme air laut mentolerir penurunan salinitas estuaria. Akibatnya hanya
spesies yang memiliki kekhususan fisiologi yang mampu bertahan hidup di
estuari.
Rantai
makanan di Estuari
Rantai makanan adalah perpindahan
energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui
jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora).Pada setiap tahap pemindahan
energi, 80%-90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu
langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan
perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang
tersedia (Christoper, 2012). Oleh karena itu, pada ekosistem estuaria dikenal 3
(tiga ) tipe rantai makanan yang didefinisikan berdasarkan bentuk makanan atau
bagaimana makanan tersebut dikonsumsi : grazing, detritus dan osmotik. Fauna
diestuaria, seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan berbagai jenis cacing
berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai dan jaring makanan yang kompleks
(Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar.Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.Ada dua tipe dasar rantai makanan:
o Rantai makanan rerumputan (grazing
food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivora-carnivora.
o Rantai makanan sisa (detritus food
chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora atau organisme pemakan sisa)
predator.
Suatu rantai adalah suatu pola yang
kompleks saling terhubung, rantai makanan di dalam suatu komunitas yang
kompleks antar komunitas, selain daripada itu, suatu rantai makanan adalah
suatu kelompok organisme yang melibatkan perpindahan energi dari sumber
utamanya (yaitu., cahaya matahari, phytoplankton, zooplankton, larval ikan,
kecil ikan, ikan besar, binatang menyusui). Jenis dan variasi rantai makanan
adalah sama banyak seperti jenis/spesies di antara mereka dan tempat kediaman
yang mendukung mereka. Selanjutnya, rantai makanan dianalisa didasarkan pada
pemahaman bagaimana rantai makanan tersebut memperbaiki mekanisme
pembentukannya.Ini dapat lebih lanjut dianalisa sebab bagaimanapun jenis
tunggal boleh menduduki lebih dari satu tingkatan trophic di dalam suatu rantai
makanan.(Johannessen et al, 2005dalam Christoper, 2012).
Di perairan estuary terdapat tiga bagian
terbesar dalam rantai makanan yaitu: phytoplankton, zooplankton, dan infauna
benthic. Sebab phytoplankton dan zooplankton adalah komponen rantai makanan
utama dan penting, dimana bagian ini berisi informasi yang mendukung keberadaan
organisme tersebut. Sedangkan, infauna benthic adalah proses yang melengkapi
pentingnya rantai makanan di dalam ekosistem pantai berlumpur. Selanjutnya,
pembahasan ini penekananya pada bagaimana mata rantai antara rantai makanan dan
tempat berlindungnya(Johannessen et al, 2005 dalam Christoper, 2012).
Keruhnya perairan estuaria
menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh mendominasi.Rendahnya
produktivitas primer di kolom air, sedikitnya herbivora dan terdapatnya
sejumlah besar detritus menunjukkan bahwa rantai makanan pada ekosistem
estuaria merupakan rantai makanan detritus.Detritus membentuk substrat untuk
pertumbuhan bakteri dan algae yang kemudian menjadi sumber makanan penting bagi
organisme pemakan suspensi dan detritus.Suatu penumpukan bahan makanan yang dimanfaatkan
oleh organisme estuaria merupakan produksi bersih dari detritus ini.Fauna di
estuaria, seperti ikan, kepiting, kerang, dan berbagai jenis cacing berproduksi
dan saling terkait melalui suatu rantai makanan yang kompleks (Bengen, 2002).
Produsen
primer di Estuari
Di dalam ekosistem estuari dapat
dijumpai berbagai jenis produsen primer. Pada paparan pasir atau lumpur, dapat
dijumpai lamun (Enhalus acoroides) yang merupakan tumbuhan berbunga, dan
beberapa jenis algae, antara lain algae berfilamen seperti Enteromorpha sp.,
dan Padina sp. Di dalam kolom air estuari dijumpai fitoplankton, seperti diatom
atau dinoflagellata.Produktivitas primer jenis-jenis tumbuhan tersebut sudah
tentu tergantung pada sinar matahari dan suhu, serta juga dipengaruhi oleh adanya
nutrisi, terutama nitrogen dan fosfat. Begitu tingginya tingkat produktivitas
primer di estuari disbanding dengan di laut ini terutama disebabkan oleh
tingginya tingkat nutrisi di estuari. Nutrisi ini sangat banyak terdapat di
perairan estuari, baik yang datang dari laut, sungai, atau daratan di sekitar
estuari. Di dalam estuari, nutrisi itu digunakan oleh tumbuhan. Tumbuhan yang
mati kemudian didaur ulang oleh bakteri pembusuk atau decomposer menjadi
nutrisi kembali untuk dimanfaatkan lagi oleh tumbuhan.Tentang peran produsen
primer di dalam ekosistem estuari ini, detritus juga memegang peranan penting.
Detritus yang terdiri dari sisa-sisa pembusukan tumbuhan produsen primer dan
mikroba, mempunyai peran penting dalam menjaga kestabilan ekosistem estuari.
Keberadaan detritus menjamin suplai makanan sepanjang tahun dan diabsorbsinya
kembali nutrisi yang telah larut.
Konsumen
Primer di Estuari
Zooplankton dan heterotrophs lain
(suatu tingkatan organisme trophic sekunder yang berlaku sebagai consumer utama
organik) di dalam kolom air mengisi suatu relung ekologis penting sebagai mata
rantai antara produksi phytoplankton utama dan produktivitas ikan.
Secara teknis, istilah zooplankton
mengacu pada format hewan plankton, yang tinggal di kolom air dan pergerakan
utama semata-mata dikendalikan oleh keadaan insitu lingkungan (current
movement). Bagaimanapun, yang mereka lakukan akan mempunyai kemampuan untuk
berpindah tempat vertikal terhadap kolom air dan boleh juga berpindah tempat
secara horisontal dari pantai ke laut lepas sepanjang yaitu musim semi dan
musim panas dalam untuk mencari lokasi yang cocok untuk pertumbuhan mereka.
Migrasi vertikal menciptakan sonik lapisan menyebar ketika zooplankton bergerak
ke permukaan pada malam hari dan tempat yag terdalam pada siang hari. Pada
daerah berlumpur dengan olakan gelombang besar, migrasi vertical zooplankton
akan terhalang. Sedangkan, migrasi horisontal musiman mengakibatkan zooplankton
akan mengalami blooming (pengkayaan) .
Konsumen
Sekunder di Estuari
Estuari kaya akan sumber makanan
bagi konsumen primer dari rantai makanan. Sumber makanan utama diperoleh dari
besarnya jumlah detritus yang melimpah di dalam kolom air dan di dasar
estuari.Sebagian besar hewan konsumen primer terdapat di dasar estuari, seperti
teritip (Krustasea, Cirripedia), kerang dan keong (Bivalvia dan Gastropoda)
yang berada di permukaan dasar estuari, ataupun hewan lainnya yang hidup di
dalam lumpur, seperti cacing.Zooplankton biasanya berada di kolom air. Akan
tetapi, adanya arus pasang surut dan aliran sungai yang masuk ke estuari
ditambah lagi dengan keterbatasan yang ditimbulkan dari kekeruhan, membuat
zooplankton mempunyai peran kecil dalam rantai makanan estuari dibanding dengan
perannya di laut. Makanan zooplankton dan bentos kebanyakan berada dalam bentuk
partikel organik halus, apakah itu berupa fitoplankton hidup atau macam-macam
fragmen hasil pembusukan yang menjadi detritus.
a) Bentos yang hidup di estuari
Bentos dalam estuari dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
o Yang hidup di permukaan lumpur,
contohnya seperti Perna viridis (kerang hijau) dan siput Strombus sp.
Strombus adalah karnivorus (pemakan
jenis siput yang lebih kecil) di permukaan paparan lumpur estuari, hidupnya
merayap,sedangkan kerang hijau, Perna viridis, hidup menempel di permukaan dan
mendapatkanmakanannya dengan jalan menyaring partikel-partikel organik yang ada
dalam kolom air dan terbawa oleh arus.
o Yang hidup di dalam lumpur,
contohnya cacing Marphysa sp. dan Branchimaldane sp.
Cacing ini memakan benda-benda
organik (detritus), diatom yangterdapat di dasar, atau benda organic yang
tersuspensi pada waktu air pasang dansurut Cacing Marphysa sp. terutama
terdapat di dasar perairan dengan sedimen tidak lebih kecil dari 80 ?m.
Biomassa cacing ini tergantung dari banyak sedikitnya senyawa organik di dalam
lumpur
b) Krustasea
Berbagai macam jenis krustasea
ditemukan dalam habitat estuari mulai dari yang besar sampai yang
kecil.Komponen utama dari krustasea yang hidup di estuari adalah amfipod
(Amphipoda) yang hidup di dalam lumpur dekat permukaan. Amfipod membuat liang
yang khas berbentuk U. Binatang ini memakan berbagai detritus organik dan
keluar dari liang untuk mencari fragmen detritus di sekitarnya. Selain
Amphipoda, krustasea lain yang biasa ditemukan adalah kelompok kepiting
(Brachyura), kelomang (Anomura), dan udang-udangan (Macrura).
c) Meiofauna
Meiofauna adalah hewan bentik bersel
banyak (multiseluler) yang mempunyai ukuran tubuh antara 32?m-1000?m. Mereka
hidup di antara rongga-rongga butiran pasir sehingga tidak pernah membuat
liang. Seluruh siklus hidupnya tidak pernah mengalami fase planktonik sehingga
fase larva juga hanya terjadi di lingkungan bentik. Keberadaan meiofauna dapat
dijumpai di perairan pasang surut sampai dengan dasar perairan laut dalam.
Termasuk meiofauna adalah hewan yang dapat melewati lubang saringan berukuran
0.5 mm. Sebagai contoh adalah Copepoda Harpacticoida yang hidup di dasar
perairan.
Konsumen Tingkat Ketiga
a) Ikan
Berbagai jenis ikan ditemukan di
perairan estuari. Ikan-ikan ini ada yang menetap, ada yang datang untuk mencari
makan dan bertumbuh besar, atau untuk bertelur. Ikan-ikan ini memakan biota
yang lebih kecil (pemangsa), memakan tumbuhan (herbivor), atau menyaring
busukan organik (detritus) dengan cara memasukkan lumpur ke dalam mulutnya lalu
memuntahkannya kembali setelah menyaring fragmen-fragmen organiknya seperti
yang dilakukan oleh ikan-ikan Belanak (Mugilidae).
2. Avertebrata
Berbagai jenis hewan avertebrata
ditemukan menghuni perairan estuari. Sebagaimana halnya dengan ikan,
avertebrata yang ditemukan di perairan estuari sebagian merupakan penghuni
tetap, sebagian lagi datang untuk mencari makan, membesar, atau bertelur.Salah
satu contoh adalah udang satang (Macrobrachium sp.) yang datang ke perairan
estuari dari hulu untuk bertelur.Avertebrata lainnya adalah larva udang penaeid
yang bergerak dari laut menuju perairan estuaria untuk membesar.
b) Burung
Burung-burung laut yang datang
mencari makan di perairan estuari sebagian adalah burung bermigrasi. Burung
bermigrasi ini mengunjungi perairan estuari tropik selama musim dingin di
tempat mereka tinggal untuk bertelur.
Jumlah hewan dan tumbuhan yang hidup
di estuari lebih kecil dari yang hidup di laut atau di air tawar. Berkurangnya
jumlah jenis hewan dan tumbuhan itu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kadar
garam dan substrat. Perbedaan yang terjadi ditunjukkan dengan berkurangnya
keanekaragaman jenis, tetapi jumlah individu tiap jenis itu dapat sangat
banyak.
Secara fisik
dan biologis, estuaria merupakan ekosistem produktif karena:
1. Estuaria
yang berperan sebagai jebak zat hara yang cepat di daur ulang
2. Proses
fotosintesis berlangsung sepanjang tahun
3. Adanya
fluktuasi permukaan air.
Kolam air di
estuaria merupakan habitat untuk plankton dan nekton.Di dasar perairan hidup
mikro dan makro bentos. Setiap kelompok organisme dalam habitatnya menjalankan
fungsi biologisnya masing-masing. Antara satu kelompok organisme terjalin
jaringan trofik (rantai makanan) sehingga membentuk jaringan jala makanan.
Jumlah spesies organisme yang mendiami estuaria jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sediktnya
jumlah spesies ini terutama disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan,
sehingga hanya spesies yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan
hidup di estuaria. Selain miskin dalam jumlah spesies fauna, estuaria juga
miskin dalam flora. Keruhnya perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan
mencuat yang dapat tumbuh mendominasi. Rendahnya produktifitas primer di kolam
air, sedikitnya herbivora dan terdapatnya sejumlah besar detritus menunjukkan
bahwa rantai makanan pada ekosistem estuaria merupakan rantai makanan detritus
(Bangen, 2002).
Karakteristik
( ciri – ciri ) ekosistem estuaria adalah sebagai berikut :
1. Keterlindungan
Estuaria
merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung dari gelombang
laut yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar estuaria dan memungkinkan larva
kerang-kerangan menetap di dasar perairan.
2. Kedalaman
Kedalaman
estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari mencapai dasar
perairan dan tumbuhan akuatik dapat berkembang di seluruh dasar perairan,
karena dangkal memungkinkan penggelontoran (flushing) dengan lebih baik dan
cepat serta menangkal masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka perairan
dangkal).
3. Salinitas
air
Air tawar menurunkan salinitas
estuaria dan mendukung biota yang padat.
4. Sirkulasi
air
Perpaduan
antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas menciptakan suatu
sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota yang hidup
tersuspensi dalam air, yaitu plankton.
5. Pasang
Energi
pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang penting, antara
lain mengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan dan meggelontorkan
limbah.
6. Penyimpanan
dan pendauran zat hara
Kemampuan
menyimpan energi daun pohon mangrove,lamun serta alga mengkonversi zat hara dan
menyimpanya sebagai bahan organik untuk nantinya dimanfaatkan oleh organisme
hewani.
D. Adaptasi
Organisme Estuaria
Variasi sifat habitat estuaria, terutama dilihat dari
fluktuasi salinitas dan suhu, membuat estuaria menjadi habitat yang menekan dan
keras. Bagi organisme, agar dapat hidup dan berhasil membentuk koloni di daerah
ini mereka harus memilki adaptasi tertentu. Berdasarkan adaptasinya organisme di lingkungan estuaria
mempunyai 3 (tiga) tipe adaptasi untuk mempertahankan hidupnya (Kennish, 1990).
yaitu :
o
Adaptasi morfologis yaitu : organisme yang hidup di lumpur memiliki
rambut-rambut halus (setae) untuk menghambat penyumbatan-penyumbatan permukaan
ruang pernapasan oleh partikel lumpur.
o
Adaptasi fisiologis yaitu : berkaitan dengan mempertahankan keseimbangan ion
cairan tubuh dalam menghadapifluktuasi salinitas eksternal.
o
Adaptasi tingkah laku pembuatan lubang ke dalam lumpur oleh rganisme, khususnya
invertebrata.
E. Fungsi
Ekologis Estuaria
Secara umum
estuaria mempunyai peranan ekologis penting diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai
sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang surut (tidal
circulation);
2. Penyedia
habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria sebagai
tempat berlindung dan tempat mencari makan;
3. Sebagai
tempat untuk bereproduksi dan atau tempat tumbuh besar (nursery ground)
terutama bagi sejumlah spesies udang dan ikan.
Sedangkan
secara umum estuaria dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut:
1. Sebagai
tempat pemukiman;
2. Sebagai
tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan;
3. Sebagai
jalur transportasi;
4. Sebagai
pelabuhan dan kawasan industri.
Referensi :
Bengen, D. G. 2002. Ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut serta pengelolaanterpadu dan
berkelanjutan. Makalah Prosiding Pelatihan Pengelolaan WilayahPesisir Terpadu.
PKSSPL-IPB. Bogor.
Christopher, M. 2012. Ekosistem
Estuari dan pesisir pantai.
Hafazah, E. 2012. Perairan Estuary. Http://Www.Scribd.Com/Doc/110478894/Makalah-Estuari.
Kasim, M. 2005. Pola Percampuran Estuary. http://maruf.wordpress.com/2005/12/22/pola-percampuran-estuary/.
Kenish, M. J. 1990. Ecology of Estuaries. Vol II: Biological. CRC Press, Inc Boca
Raton. USA. 391p.
Nabila, A. 2012. Ekosistem Estuari. http://nabilaarifannisa.blogspot.com/2012/06/800×600-normal-0-false-false-false-in-x.html.
Nybakken, James W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT. Gramedia.
Supriharyono, M. S. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan di Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia. Jakarta.
Suyasa, N.I, M. Nurhudah & S. Rahardjo.
2010. Ekologi perairan. Sekolah Tinggi
Perikanan Jakarta.Penerbit STP Press. Jakarta.
Tiwow, C. 2003. Kawasan pesisir penentu stok ikan di laut.Makalah Pengantar Sains.
Program Pasca Sarjana IPB.
TUGAS KELOMPOK
MAKALAH EKOLOGI
PERAIRAN
EKOSISTEM
ESTUARIA
OLEH:
KELOMPOK
2
HARMIN ADIJAYA PUTRI
(H41110251)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar