Rabu, 13 November 2013

TANAMAN OBAT DAN METABOLISME SEKUNDER

Tanaman Obat dan metabolisme Sekunder

Metabolisme Primer dan Sekunder


    Sejak jaman prasejarah manusia telah memanfaatkan ekstrak tanaman untuk mengobati dan membunuh. Banyak cerita rakyat yang mengisahkan pemanfaatan ekstrak tanaman untuk penyembuhan berbagai penyakit. Contoh-contoh penggunaannya sebagai bahan yang dapat mematikan adalah mulai dari kacang calabar dan tanaman yang bernama hemlock sebagai racun yang digunakan untuk menghukum mati sampai curare, racun anak panah yang digunakan oleh penduduk asli di Amerika Selatan untuk berburu. Pada jaman modern senyawa organik yang diisolasi dari kultur mikrorganisme, seperti halnya dari tanaman, telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit (misalnya antibiotika penisilin dan tetrasiklin). Senyawa-senyawa organik yang berasal dari sumber-sumber alami ini menyusun suatu kelompok besar yang disebut produk-produk alami (natural products), atau yang lebih dikenal sebagai metabolit sekunder.

    Pengetahuan tentang metabolisme yang sifatnya fundamental dan vital bagi makhluk hidup telah mengantarkan ke suatu tingkat pemahaman yang mendalam tentang proses-proses yang berkaitan. Suatu jaring-jaring yang kompleks dari reaksi-reaksi yang dikatalis enzim kini telah kita ketahui, yang bermula dari pengikatan karbondioksida dalam proses fotosintesis, sampai ke senyawa-senyawa yang beragam yang disebut metabolsme primer, misalnya asam amino, asetil coenzim-A, asam mevalonat, gula dan nukleotida. Yang sifat dan perannya sangat penting bagi keseluruhan energetika yang terlibat dalam metabolisme adalah koenzim adenosin trifosfat (ATP), yang berperan sebagai penghantar energi dan bekerja bersama, seperti koenzim yang lain, dengan enzim-enzim tertentu dalam reaksi-reaksi yang kemudian dikatalis.

    Metabolisme primer berlangsung dalam suatu daur atau siklus (misalnya siklus asam sitrat). Senyawa organik dari metabolisme primer merupakan pusatnya dan senyawa-senyawa metabolisme sekunder merupakan cabang-cabangnya. Metabolisme sekunder dapat dibedakan secara akurat dari metabolit primer berdasarkan kriteria berikut : penyebarannya lebih terbatas, terdapat terutama pada tumbuhan dan mikroorganisme serta memiliki karakteristik untuk tiap genera, spesies atau strain tertentu. Metabolit ini dibentuk melalui alur (pathway) yang khusus dari metabolit primer. Sebaliknya, metabolit primer sebarannya luas, pada semua benda hidup dan sangat erat terlibat dalam proses-proses kehidupan yang esensial. Metabolit sekunder tidaklah bersifat esensial untuk kehidupan, meski penting bagi organisme yang menghasilkannya. Namun demikian, sebagian besarperan dan kepentingannya, juga masih belm diketahui dengan jelas.

       Hal yang menarik untuk diperhatikan ialah bahwa metabolit sekunder dibiosintesis terutama dari banyak metabolit-metabolit primer: asam amino, asetil coenzim-A, asam mevalonat, dan zat antara (intermediate) dari jalur shikimat (shikimic acid). Ini merupakan titik awal elaborasi metabolit sekunder yang mengarah ke klasifikasi serta bahasannya sebagai kelompok-kelompok yang bersifat diskrit.

       Batasan Metabolisme primer dan sekunder tidak jelas. Metabolisme sekunder adalah senyawa yang dibuat oleh tanaman untuk mempertahankan hidup è kebanyakan merupakan mekanisme pertahanan menghadapi serangan : bakteri, virus atau cendawan è analog dengan sistem imunisasi pada hewan. Deteksi metabolisme sekunder memerlukan analisa canggih, sensitif dan akurat (teknologi advance). Misalnya : analisis terhadap Beta vulgaris (fam. Chenopodiaceae) dengan cara biasa tidak dapat mendeteksi adanya asam amino azetidine-2-carboxylic acid. Tetapi analisis pada bahan yang banyak didapati senyawa ini dalam jumlah sedikit.